kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sukses melewati tiga kali krisis keuangan, begini strategi MAMI jadi yang terbaik


Selasa, 05 Oktober 2021 / 23:50 WIB
Sukses melewati tiga kali krisis keuangan, begini strategi MAMI jadi yang terbaik
ILUSTRASI. MAMI menyadari investor tidak boleh sekedar disodori janji imbal hasil tapi harus memberi edukasi. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

Pada tahun ini dana kelolaan MAMI pun terus meningkat. Hingga akhir Juni 2021, total dana kelolaan alias asset under management (AUM) MAMI justru mencapai Rp 104,7 triliun. Dana tersebut meningkat 52% dari akhir Juni 2020. "Kami sangat bersyukur dapat melewati masa sulit tersebut dengan baik dan keluar dalam keadaan yang lebih tangguh berkat kepercayaan para investor institusi dan ritel," papar Afifa. 

Karena itu, perlu ditanamkan jika dalam berinvestasi penting bagi para pemodal untuk selalu belajar. "Kami juga tak semata-mata menjual produk, kami ingin setiap investor paham dasar-dasar investasi dan perencanaan keuangan. Harapannya, investor mampu membuat keputusan investasinya secara mandiri," jelas Afifa. 

Untuk memenuhi kebutuhan investor, MAMI mengaku tidak berhenti untuk berinovasi dan beradaptasi dengan memberikan layanan investasi termutakhir. Sejak tahun 2016, MAMI telah memiliki platform transaksi reksadana pertama di Indonesia bernama klikMAMI.com. 

"MAMI menjadi pelopor penerapan pembukaan rekening, transaksi reksadana secara fully online di Indonesia," kata Afifa. Platform tersebut membuat investor bisa membuka rekening dan transaksi reksadana dimana saja dan kapan saja tanpa perlu mengunjungi kantor manajer investasi ataupun APERD untuk menandatangani formulir. 

Baca Juga: MAMI jadi pemilik dana kelolaan reksadana syariah terbesar di Indonesia

Efek pemasaran lewat digital telah berdampak signifikan pada saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan seluruh dunia. "Sehingga saat Jakarta mengumumkan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di pertengahan Maret 2020, seluruh anak usaha MAMI langsung pindah bekerja dari rumah tanpa jeda hari," jelas Afifa. 

MAMI juga terbukti masih mampu menggaet investor cukup besar. Hingga Juni 2021, MAMI telah memiliki lebih dari 1,18 juta investor, naik 178% jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Jika dibandingkan saat perdana penjualan via online gencar dilakukan pada tahun 2017, MAMI baru memiliki 197.000 investor dengan total dana kelolaan sebesar Rp 65 triliun.

Tapi kini untuk produk reksadana saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) MAMI telah mengelola dana Rp 60,27 triliun hingga Agustus 2021 dengan 30,69 miliar unit penyertaan.

Meski tidak memberi janji kinerja yang selalu positif. Sepanjang tahun ini reksadana milik MAMI terbukti memiliki kinerja cukup positif. Bahkan dalam tiga tahun terakhir tidak ada kinerja reksadana milik MAMI yang tercatat di Infovesta Utama menghasilkan kinerja negatif. 

Pada reksadana saham misalnya, satu produk reksadana milik MAMI yakni Manulife Institutional Equity Fund menjadi reksadana dengan kinerja terbaik nomor tiga di industri yakni menghasilkan return 45,98% dalam sembilan bulan di tahun 2021. Sedangkan reksadana Manulife Saham Andalan juga menghasilkan return 24,61% dalam sembilan bulan di tahun ini. Padahal secara rata-rata kinerja reksadana saham mencatatkan return minus 5,68% dalam sembilan bulan di tahun ini.

Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan dikutip berita KONTAN sebelumnya mengatakan kinerja kedua reksadana tersebut unggul karena pengelolaan reksadana dilakukan dengan metode pendekatan high conviction. Strategi tersebut lebih menitikberatkan kepada pendekatan bottom up dalam memilih saham-saham yang dipercaya memiliki prospek fundamental yang baik dalam jangka panjang.

Baca Juga: Strategi bottom up menyokong kinerja reksadana saham MAMI

Kriteria yang menjadi fokus dalam melakukan seleksi saham meliputi pertumbuhan kinerja, arus kas dan valuasi. Katarina memandang positif prospek pasar saham dalam negeri. Sentimen positif datang dari meredanya kasus Covid-19. Selain itu, pelonggaran restriksi mobilitas juga berpotensi mendukung aktivitas pemulihan ekonomi ke depan. Namun, risiko pada reksadana saham bisa saja datang bila kasus Covid-19 kembali meningkat karena dapat mengganggu pemulihan ekonomi.

Selain reksadana saham, produk reksadana MAMI yang lain seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran terbukti mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun ini. 

Tak berhenti sampai di situ, MAMI menjadi pelopor multi share class pada produk reksadana di Indonesia.  MAMI juga bekerjasama dengan 32 mitra distribusi yang terdiri dari 20 bank dan 12 non bank. MAMI juga melakukan kegiatan pemasaran melalui jalur digital, direct retail dan tim institusional sales. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×