kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.070   4,24   0,06%
  • KOMPAS100 1.057   1,04   0,10%
  • LQ45 829   -1,69   -0,20%
  • ISSI 215   0,70   0,33%
  • IDX30 423   -0,88   -0,21%
  • IDXHIDIV20 513   0,07   0,01%
  • IDX80 120   -0,02   -0,02%
  • IDXV30 125   0,88   0,71%
  • IDXQ30 142   0,02   0,02%

Sudah tembus US$ 40.000, prediksi harga Bitcoin akan terus naik, ini pemicunya


Jumat, 30 Juli 2021 / 08:00 WIB
Sudah tembus US$ 40.000, prediksi harga Bitcoin akan terus naik, ini pemicunya


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga mata uang kripto / crypto currency Bitcoin kembali dalam tren naik. Para pakar crypto currency prediksi harga Bitcoin masih akan tren naik pada periode mendatang.

Seperti diketahui, harga Bitcoin berhasil menembus kembali level US$ 40.000 per btc. Merujuk Coinmarketcap.com, pada pukul 18.10 WIB, harga Bitcoin berada di level US$ 40.197,46 per Btc. Harga Bitcoin tersebut bahkan sudah menguat 26,19% dalam seminggu terakhir.

Harga Bitcoin naik didorong oleh semakin banyaknya bank maupun pengelola dana investasi yang secara terbuka telah menerima pengelolaan investasi berbasis aset kripto. Terbaru, ada Bank of America dan JP Morgan yang sudah bersedia mengelola aset kripto.

CEO Indodax Oscar Damarwan meyakini, dengan adanya manajemen investasi aset kripto dan berbagai produk dari bursa kripto di Amerika Serikat akan membuka akses dari banyak institusi. Menurutnya, di luar JP Morgan dan BoA, masih banyak bank yang saat ini sedang mengevaluasi dan melihat peluang untuk ikut mengambil bagian di dalam ekosistem aset kripto.

Bahkan, langkah Pemerintah Amerika Serikat yang memperbolehkan bank mengelola aset kripto juga akan ditiru oleh pemerintah di negara lain. Ini akan membawa harga Bitcoin ke lebih mainstream dibandingkan sebelumnya. 

Baca Juga: Pertama kali sejak Juni, harga Bitcoin akhirnya tembus US$ 40.000

“Tampaknya akan banyak bank lain yang akan meniru, tidak hanya di Amerika Serikat, tapi juga di negara lain. Jadi, Bitcoin dan aset kripto lain akan semakin banyak digunakan. Karena bukan hanya soal harga, orang-orang juga melihat Bitcoin dan aset kripto dari sisi teknologi yang mengadopsi teknologi blockchain,” katanya.

Sementara Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir menilai kedua hal tersebut secara sentimen hanya akan bersifat jangka pendek. Namun, untuk fundamentalnya bisa memberikan efek panjang karena saat ini Bitcoin belum mematahkan teori Stock to Flow. Sehingga potensi jangka panjang masih akan sangat besar.

Jika bicara untuk faktor fundamental saat ini, Christopher menyebut belum banyak perubahan yang berarti untuk Bitcoin. Di satu sisi, kabar dan sikap investor institusi yang memilih Bitcoin sebagai instrumen investasi akan jadi pendorong untuk bitcoin.

Baca Juga: Amazon membantah akan menerima pembayaran menggunakan Bitcoin

Sementara sentimen soal pelarangan penambangan dan pindahnya tambang dari China bisa jadi sentimen negatif. “Saat ini harga Bitcoin berpotensi bergerak menuju resistance terdekatnya di level US$ 41.500 per Btc,” ujar Christopher.

Sebelumnya, Christopher sempat memasang target harga Bitcoin akan bergerak menuju US 100.000 per Btc pada akhir tahun. Namun, dengan kondisi saat ini, ia melihat target harga Bitcoin tersebut peluangnya lebih kecil untuk bisa terjadi di akhir tahun nanti. 

Sementara Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo meyakini, harga Bitcoin masih berpotensi menuju ke US$ 50.000 per Btc, jika berhasil melanjutkan reli hingga level US$ 45.000 per Btc. Level support berada di level US$ 36.500 per Btc.

Selanjutnya: Harga Bitcoin bisa tembus US$ 40.000, ini sebabnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×