Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat
Dilihat secara historis, IHSG di setiap bulan Desember dapat terkerek hingga 4%. Melihat performa di bulan November 2020, IHSG masih punya peluang meningkat, tetapi di bawah level 4%. Dengan demikian, lanjut Alfred, IHSG saat ini memiliki level psikologisnya di 6.000.
Selain window dressing, Alfred tidak melihat sentimen lain yang cukup signifikan untuk mengerek pasar. Kecuali sentimen per sektor saham seperti komoditi crude palm oil (CPO) yang selalu lebih baik di akhr tahun. Ada juga konsumsi dan daya beli masyatakat yang lebih tinggi terdorong momentum libur panjang.
Libur akhir tahun yang memangkas waktu perdagangan di bursa tidak akan berdampak terhadap pergerakan IHSG. Kemungkinan, dampaknya akan terasa pada volume perdagangan yang lebih mini dibanding bulan-bulan biasanya.
Melihat window dressing yang menopang IHSG bulan depan, Alfred menyarankan investor mengambil strategi jangka menengah maupun panjang. Sebab kondisi pasar tengah mengalami pemulihan, sehingga strategi tersebut akan lebih menguntungkan dibanding jangka pendek. Apalagi, untuk jangka pendek IHSG diprediksi tidak akan meningkat sedrastis bulan sebelumnya.
Baca Juga: IHSG menguat, asing banyak mengoleksi saham-saham ini dalam sepekan
Sementara untuk pilihan sahamnya, investor bisa mencermati saham-saham first liner seperti TLKM, BMRI dan BBNI. Saham-saham BUMN pun juga menarik apalagi yang secara year to date masih terkikis.
Di sisi lain, saham-saham second liner juga boleh dilirik dengan catatan berfundamental baik dan memiliki pertumbuhan ke depan. Misalnya, saham sektor alat kesehatan seperti IRRA dan saham pebankan seperti BBKP. Alfred menambahkan, second liner masih menarik karena diprediksi mengalami proses pemulihan yang lebih cepat.
Sementara itu, Anggaraksa cenderung menjagokan sektor perbankan seperti BMRI dan BBNI, serta saham sektor telekomunikasi seperti TLKM dan EXCL.
"Untuk investor dengan timeframe lebih panjang juga bisa memperhatikan saham-saham consumer goods yang kenaikannya masih tertinggal seperti UNVR, KLBF dan ICBP," imbuhnya.
Selanjutnya: Jelang Natal dan Tahun Baru, simak rekomendasi saham emiten barang konsumsi ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News