Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
Sementara analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan rupiah berpotensi masih tertekan dengan adanya ancaman resesi. Hal ini disebabkan oleh PSBB DKI yang kembali diperpanjang. Hal ini juga terkait dengan proyeksi Bank Dunia mengenai prospek pertumbuhan Indonesia. World Bank memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias 0%.
“Bahkan skenario lebih buruknya, ekonomi Indonesia bisa mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam. Sementara PDB kuartal III-2020 diperkirakan pada kisaran -1% sampai 1,2%, yang berarti bahwa ada risiko Indonesia mengalami resesi di kuartal III-2020 nanti, apalagi jika PSBB diperpanjang,” tambah Alwi.
Baca Juga: Rupiah di kurs tengah BI melemah ke Rp 14.832 per dolar AS pada hari ini (20/7)
Dengan kondisi ini, Alwi menilai selama belum ada vaksin virus corona yang aman diluncurkan, yang bisa membuat ekonomi bergeliat tanpa kekhawatiran virus, rupiah akan sulit untuk menguat. Terlebih dari eksternal, munculnya ketegangan baru antara AS-China juga akan menjadi fokus
Faisyal menyebut dalam jangka pendek ini, rupiah berpotensi bergerak pada rentang Rp 14.700 - Rp 15.000 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News