Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham-saham emiten properti di Bursa Efek Indonesia tergerus dalam beberapa tahun terakhir. Secara year to date (ytd) per Senin (14/5), indeks sektor properti, real estate dan building construction sudah turun sebesar 8,37%.
Khrisna Setiawan, analis Lotus Andalan Sekuritas, mengamini saat ini saham-saham sektor properti merupakan saham yang kinerja paling lemah alias laggard. "Saham properti paling telat merespons pemulihan ekonomi," katanya, Senin (14/5).
Menurut Khrisna, dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya berada di level 5,1%, akan sulit bagi saham sektor properti mencatatkan pemulihan.
Namun demikian, Khrisna menilai, saat ini, properti sudah memperlihatkan level bottom, sehingga tidak akan turun lebih dalam lagi.
Lagipula secara fundamental, perusahaan-perusahaan properti juga masih belum mencatatkan pemulihan. Apalagi dengan kecenderungan perusahaan properti untuk menahan ekspansi, lantaran konsumen masih menahan diri untuk membeli barang-barang tersier seperti properti.
Sentimen suku bunga juga tak akan berpengaruh besar bagi saham-saham sektor properti. "Dulu waktu suku bunga turun, tak banyak berpengaruh. Kemungkinan kenaikan suku bunga juga tak akan banyak berpengaruh," kata Khrisna.
Menurutnya, beberapa saham properti seperti BSDE masih layak untuk dikoleksi dengan keberhasilannya menjaring perusahaan besar seperti Unilever untuk masuk ke dalam kawasan industri kelolaannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News