kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,81   -26,92   -2.90%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah 35 perusahaan IPO tahun ini, BEI & OJK masih hadapi tantangan nilai emisi mini


Senin, 10 Agustus 2020 / 14:16 WIB
Sudah 35 perusahaan IPO tahun ini, BEI & OJK masih hadapi tantangan nilai emisi mini
ILUSTRASI. Ki-ka : Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna, Direktur Utama KPEI Sunandar, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Direktur Utama KSEI Budhi Prasetyo dan Dirketur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo saat me


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah volatilitas pasar akibat pandemi Covid-19, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat paling baik di antara ASEAN.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menjelaskan sejak awal 2020 hingga Senin (10/8) telah ada 35 penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) dengan nilai total Rp 4,04 triliun. Dus saat ini jumlah perusahaan tercatat mencapai 699 emiten. BEI juga masih memiliki 12 calon perusahaan baru yang akan melantai.

"Meskipun diwarnai Covid-19 sampai dengan minggu lalu berhasil 34 perusahaan tercatat baru dan ini merupakan pencapaian tertinggi di ASEAN dalam tiga tahun terakhir," jelas Inarno dalam sambutannya di acara ulang tahun ke-43 Pasar Modal Indonesia, Senin (10/8).

Baca Juga: Ada Calon Emiten yang Mundur, Target IPO Emiten Tahun Ini Menyusut

Pada periode Januari-Juli 2020 jumlah IPO yang dipegang oleh Malaysia sebanyak 11, Singapore sebanyak 5, kemudian disusul oleh Thailand dengan 4 IPO dan Filipina satu IPO.

Sedangkan jumlah fundraised IPO Indonesia tercatat sebesar US$ 260, tertinggi kedua setelah Thailand yang mencapai US$ 2,76 miliar. Di posisi ketiga dipegang oleh Malaysia dengan jumlah US$ 90 juta.

Sejak awal tahun hingga Senin (10/8) BEI juga telah memfasilitasi 7 Exchange Trade Fund (ETF) baru, satu EBA dan satu obligasi baru.  Memperhatikan pertumbuhan sisi supply di BEI sampai dengan 10 Agustus  2020,  secara  total  terdapat  44  pencatatan  Efek  baru  yang  terdiri  dari  saham,  obligasi,  dan  efek lainnya dari target 46 pencatatan efek baru di tahun 2020.

Bila ditotal pencapaian jumlah fundraised yang dilakukan BEI terdiri dari IPO Rp 4,04 triliun, penerbitan HMETD dan waran senilai Rp 6,16 triliun, 7 Exchange Trade Fund (ETF) senilai Rp 47,51 miliar, 50 obligasi atau sukuk senilai Rp 39,28 triliun dan satu EBA senilai Rp 451,25 miliar. Sehingga total fundraised mencapai Rp 49,98 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menyoroti soal nilai emisi emiten yang masih terhitung kecil. Menurutnya nilai emisi masih kurang.

Dari sisi kuantitas, jumlah emiten di Bursa masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara lain ataupun dibandingkan dengan jumlah korporasi yang ada di Indonesia.

Di samping itu nilai emisi penawaran umum juga relatif kecil. Capaiannya lebih kecil bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2019 yakni sebesar Rp 8,5 triliun dari 29 emiten yang memperoleh pernyataan efektif di BEI.

OJK mencatat dari 29 emiten baru di tahun ini, 21 Emiten di antaranya tercatat pada papan pengembangan, yaitu papan perdagangan bagi emiten dengan nilai aktiva berwujud bersih antara Rp 1 miliar-Rp100 miliar.

Tiga emiten di antaranya tercatat di papan akselerasi dan hanya lima emiten di papan utama yang memiliki aktiva berwujud bersih aset di atas Rp100 miliar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2020 ini cukup banyak perusahaan dengan aset sekala kecil dan menengah yang memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif sumber pembiayaan.

Namun demikian, di sisi lain pertumbuhan kapitalisasi pasar belum dapat dikatakan menggembirakan karena nilai emisi yang tidak terlalu besar.

Baca Juga: Sukses Menggelar IPO, Sunindo Adipersada (TOYS) Siap Genjot Ekspor

"Saat ini OJK masih menghadapi tantangan perkembangan pasar didominasi oleh calon emiten yang nilainya kecil. Ini menjadi tantangan kita ke depan dari supply untuk terus tumbuh baik dari sisi jumlah ataupun nilai," jelasnya, Senin (10/8).

Dus OJK bersama pelaku industri pasar modal terus melakukan sosialisasi kepada calon Emiten korporasi untuk memanfaatkan Pasar Modal sebagai alternatif pembiayaan.

OJK juga melakukan kerja sama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah daerah untuk membuka supply baru melalui penerbitan obligasi daerah dan sukuk daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×