Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
Dari sisi kuantitas, jumlah emiten di Bursa masih sangat sedikit dibandingkan dengan negara lain ataupun dibandingkan dengan jumlah korporasi yang ada di Indonesia.
Di samping itu nilai emisi penawaran umum juga relatif kecil. Capaiannya lebih kecil bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2019 yakni sebesar Rp 8,5 triliun dari 29 emiten yang memperoleh pernyataan efektif di BEI.
OJK mencatat dari 29 emiten baru di tahun ini, 21 Emiten di antaranya tercatat pada papan pengembangan, yaitu papan perdagangan bagi emiten dengan nilai aktiva berwujud bersih antara Rp 1 miliar-Rp100 miliar.
Tiga emiten di antaranya tercatat di papan akselerasi dan hanya lima emiten di papan utama yang memiliki aktiva berwujud bersih aset di atas Rp100 miliar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2020 ini cukup banyak perusahaan dengan aset sekala kecil dan menengah yang memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif sumber pembiayaan.
Namun demikian, di sisi lain pertumbuhan kapitalisasi pasar belum dapat dikatakan menggembirakan karena nilai emisi yang tidak terlalu besar.
Baca Juga: Sukses Menggelar IPO, Sunindo Adipersada (TOYS) Siap Genjot Ekspor
"Saat ini OJK masih menghadapi tantangan perkembangan pasar didominasi oleh calon emiten yang nilainya kecil. Ini menjadi tantangan kita ke depan dari supply untuk terus tumbuh baik dari sisi jumlah ataupun nilai," jelasnya, Senin (10/8).
Dus OJK bersama pelaku industri pasar modal terus melakukan sosialisasi kepada calon Emiten korporasi untuk memanfaatkan Pasar Modal sebagai alternatif pembiayaan.
OJK juga melakukan kerja sama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri dan pemerintah daerah untuk membuka supply baru melalui penerbitan obligasi daerah dan sukuk daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News