Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. PT Sucorinvest Central Gani, memperkirakan penjualan dan laba bersih PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) masing-masing mengalami kenaikan 30,5% dan 30% tahun ini. Kenaikan tersebut ditopang kenaikan harga jual rata-rata dan kenaikan volume produksi crude palm oil (CPO).
Frederick Daniel Tanggela, analis Sucorinvest mengatakan, saat ini saham SGRO ditransaksikan relatif murah pada PER ‘11 dan ‘12 sebesar 11x dan 9,3x.
"Tidak ada perubahan asumsi terhadap valuasi saham SGRO," ujar Frederick, Selasa (10/5). Dengan tetap menggunakan tahun 2011 sebagai tahun dasar dalam perhitungan DCF, Frederick menetapkan target harga 12 bulan saham SGRO di titik Rp 4.225 per saham, dengan rekomendasi BUY.
Pertimbangan lainnya adalah, saat ini harga CPO Rotterdam telah mengalami penurunan 14% dari level tertingginya di awal tahun. Penurunan tersebut sesuai dengan perkiraan. Meskipun ada tren penurunan, Frederick tetap memandang harga rata-rata CPO selama 2011 mencapai US$ 1.100 per ton, naik 21,4% dibandingkan rata-rata sepanjang 2010 sebesar US$ 906 per ton. "Belum ada, perubahan asumsi harga CPO hingga saat ini," jelas Frederick.
Marjin laba kotor SGRO pada kuartal pertama 2011 mencapai 44%. Marjin laba kotor mengalami kenaikan dari 36% dibanding tahun sebelumnya. Selain akibat kenaikan harga jual ratarata, peningkatan marjin keuntungan ini didorong oleh meningkatnya marjin kotor dari TBS plasma menjadi sekitar 11% tahun ini. Namun demikian, Sucorinvest memiliki asumsi marjin laba kotor SGRO selama sepanjang 2011 hanya sebesar 35,8%. "Penurunan marjin ini akibat asumsi harga jual yang lebih rendah pada sembilan bulan tersisa tahun ini," jelasnya.
Hingga akhir 2001, Frederick memperkirakan jumlah penjualan SGRO mencapai Rp 3,01 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 586 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News