kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Subsidi kuota gratis internet jadi katalis positif untuk emiten telekomunikasi


Minggu, 30 Agustus 2020 / 19:16 WIB
Subsidi kuota gratis internet jadi katalis positif untuk emiten telekomunikasi
ILUSTRASI. Model melakukan aktivitas internet memakai paket bundling 'Telkomsel Android United (TAU) Dynamic Plan' dalam acara peluncuran produk tersebut di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Paket yang dapat diperoleh pelanggan baru dengan pembelian berbagai pilihan smart


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal mengucurkan subsidi kuota internet gratis bagi siswa, guru, serta mahasiswa dalam waktu empat bulan.

Adapun dana yang digelontorkan untuk bantuan ini sebesar Rp 8,9 triliun, yang mana Rp 7,2 triliun akan digunakan untuk memberikan kuota gratis pada siswa, guru, mahasiswa, dan dosen. Sementara, sebesar Rp 1,7 triliun dialokasikan untuk para penerima tunjangan profesi guru, tenaga kependidikan, dosen, dan guru besar.

Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi menilai, program subsidi kuota internet gratis ini memberikan dampak yang positif untuk emiten sektor telekomunikasi. Menurutnya, anggaran dari subsidi program tersebut bisa jadi revenue streams untuk operator telekomunikasi.

Baca Juga: Kinerja Melonjak, TLKM Manfaatkan 40% Anggaran Capex Bagi Bisnis Mobile

Meski skema pemberian anggaran ini masih dikaji, namun ia memprediksi akan ada peningkatkan angka pendapatan rata-rata per pelanggan atau average revenue per use (ARPU).

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra menambahkan, memang program ini dapat menambah pendapatan perusahaan telekomunikasi, tetapi tidak signifikan bagi industri dan hanya bersifat jangka pendek.

"Subsidi tersebut tidak mempengaruhi struktur dan pertumbuhan jangka panjang industri telekomunikasi," ujarnya, Minggu (30/8).

Selain sentimen subsidi kuota gratis, Michael menjelaskan, sektor telekomunikasi merupakan salah satu sektor yang dapat keuntungan atau efek positif di tengah pandemi Covid-19.

Setelah keadaan kembali normal, Michael juga memprediksi pendapatan akan kembali terungkit seiring dengan permintaan dari perusahaan-perusahaan yang menjadi klien untuk menambah IT spending.

Baca Juga: Telkomsel tawarkan paket data belajar 10 GB cuma Rp 10, paket lain diskon 50%

Sedangkan, beberapa hal yang bisa jadi katalis negatif untuk emiten sektor telekomunikasi salah satunya adalah persaingan para operator telekomunikasi untuk meluncurkan paket data tak terbatas atawa unlimited. tak hanya itu, penurunan daya beli masyarakat juga masih menjadi tantangan bagi emiten telekomunikasi.

Michael menjagokan tiga saham emiten sektor telekomunikasi, antara lain PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Ia memilih TLKM lantaran perusahaan ini bisa menjadi operator yang paling diuntungkan oleh adanya subsidi kuota gratis dari Pemerintah. Selanjutnya, Michael melihat akan ada perbaikan dari segmen enterprise dan SMS, Fixed dan cellular voice di semester kedua setelah menurun di kuartal kedua tahun ini akibat PSBB dan berganti ke digital.

Sebagai informasi TLKM catatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 66,9 triliun dengan laba bersih Rp 10,99 triliun pada semester I-2020. Turun tipis, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang memperoleh pendapatan Rp 69,34 triliun dengan laba bersih 11,07 triliun.

Baca Juga: Laba EXCL naik 518,4%, ini prospek sahamnya

Kedua, ada ISAT yang layak dikoleksi lantaran menjadi salah satu yang mencatat peningkatan pertumbuhan pendapatan terbesar di sektornya. Dalam periode enam bulan yang berakhir per 29 Juni 2020, ISAT mencatat kenaikan pendapatan 9,4% secara year on year (yoy) dari Rp 12,29 triliun menjadi Rp 13,45 triliun.

Dari sisi operasional, jumlah pelanggan seluler ISAT juga meningkat 0,9% yoy mencapai 57,2 juta pada akhir Juni 2020. Pendapatan pata-rata per Pengguna (ARPU) meningkat menjadi Rp31,4 ribu, dari sebelumnya Rp27,9 ribu pada 1H 2019.

Selain kedua saham tersebut, Michael juga menyarankan pelaku pasar untuk dapat mengakumulasi saham EXCL. Adapun ia memasang target harga untuk saham TLKM sebesar Rp 4.000 untuk jangka 12 bulan ke depan, ISAT dengan TP Rp 4.000, dan EXCL dengan target harga Rp 3.850 per saham.

Baca Juga: Pelanggan XL Axiata Stagnan Saat Trafik Naik, Begini Rekomendasi untuk Saham EXCL

Etta juga merekomendasikan pelaku pasar untuk dapat mencermati saham TLKM dengan nilai wajar di Rp 4.470 dan EXCL di Rp 4.320. Per penutupan perdagangan Jumat (28/8), saham TLKM turun 1% ke harga Rp 2.960 per saham, saham ISAT terkoreksi 2,06% ke harga Rp 2.380 per saham, dan EXCL naik 0,39% ke harga Rp 2.550 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×