kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Subsidi gaji bisa jadi katalis positif bagi emiten consumer, ini saham pilihan analis


Minggu, 30 Agustus 2020 / 15:29 WIB
Subsidi gaji bisa jadi katalis positif bagi emiten consumer, ini saham pilihan analis
ILUSTRASI. Produk PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP). Analis menyebut subsidi gaji dinilai jadi katalis positif untuk emiten sektor consumer. KONTAN/Baihaki/1/9/2010


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus genjot stimulus guna memulihkan kembali aktivitas ekonomi. Teranyar, pemerintah akan memberi subsidi gaji tambahan kepada para pekerja. Kebijakan ini diharapkan bisa meningkatkan daya beli masyarakat.

Kebijakan tersebut diperkirakan akan menjadi katalis positif untuk emiten sektor consumer. Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika mengatakan stimulus tersebut mempunyai orientasi untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan menopang konsumsi rumah tangga.

Baca Juga: Analis sebut IHSG pekan depan berpotensi mengalami koreksi, simak sentimennya

"Pada semester pertama kemarin, emiten konsumer mencatatkan kinerja yang cukup baik dan beberapa emiten bahkan melebihi dari ekspektasi kami di tengah perlambatan ekonomi. Tentunya stimulus ini akan memiliki dampak yang positif juga terhadap sektor konsumer untuk memiliki pertumbuhan yang semakin baik," ujar Putu kepada Kontan.co.id, Jumat (28/8).

Sementara analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi justru menyebut stimulus ini bukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, namun lebih ke menjaga daya beli tersebut. Lagipula, tanpa adanya stimulus ini, emiten sektor consumer disebut Michael kinerja penjualannya masih stabil selama kuartal II-2020.

"Meningkatnya daya beli masyarakat juga tidak serta merta membuat demand consumer goods meningkat, cenderung stabil. Justru sektor retail atau barang-barang sekunder dan tersier yang demand-nya akan naik dari stimulus ini," jelas Michael.

Namun, dari segi prospek, Michael melihat sektor consumer goods masih akan menarik. Pasalnya sektor ini sudah terbukti mampu mempertahankan kinerjanya di tengah kondisi yang buruk karena sifatnya sebagai barang pokok. Sehingga ke depannya, dengan mulai pulihnya ekonomi, sektor ini kinerjanya juga akan membaik.

Baca Juga: Simak rekomendasi untuk emiten consumer di tengah banjir stimulus dari pemerintah

Setali tiga uang, Putu juga menilai sektor ini diproyeksikan kinerjanya akan semakin baik. Selain daya beli yang membaik, faktor Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang secara bertahap sudah menunjukkan indikasi peningkatan. Ditambah lagi, dengan aktivitas perekenomian yang kembali aktif akan berdampak positif pada sisi distribution channel

"Hanya saja, katalis negatif yang berpeluang menekan sektor consumer adalah  melemahnya nilai tukar rupiah dan peningkatan signifikan harga-harga komoditas ," sambung Putu.

Dari berbagai emiten sektor consumer, Putu lebih memilih PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Ia mempertimbangkan alasan secara fundamental, ICBP punya kinerja cukup baik di paruh pertama tahun ini. Selain itu, dengan ICBP yang resmi akuisisi Pinehill dapat berpotensi meningkatkan penjualan serta margin dari ICBP. Putu pun merekomendasikan untuk beli ICBP dengan target harga Rp 11.400 per saham.

Sedangkan Michael mengatakan rencana akuisisi Pinehill tersebut justru dinilai negatif oleh pelaku pasar karena valuasi dinilai mahal serta adanya risiko fluktuasi mata uang. Lebih lanjut, pelaku pasar juga tengah menantikan informasi besaran bunga pinjaman sindikasi. Jika bunga pinjaman bisa rendah, akuisisi tersebut akan berdampak positif pada laba bersih ICBP ke depan. 

Oleh karena itu, Michael lebih memilih emiten PT Mayora Indah Tbk (MYOR) sebagai jagoannya dalam emiten sektor konsumer. Pertimbangannya adalah penjualan ekspor MYOR yang akan kembali normal dan pemulihannya yang paling signifikan dibanding emiten lain. Khususnya dengan China selaku pangsa ekspor utama MYOR, yang ekonominya sudah berjalan normal.

Baca Juga: IHSG pekan depan diprediksi bisa tertekan karena sederet sentimen ini

"Sementara ICBP dan UNVR kan selama 1H20 kinerjanya stabil, sementara MYOR kinerjanya terpukul seiring lockdown di negara tujuan ekspor. Emiten yang recovery-nya paling signifikan itu jadi pilihan yang paling menarik. MYOR lah yang masuk kriteria tersebut sehingga jadi paling menarik untuk dikoleksi," pungkas Michael.

Michael pun merekomendasikan untuk beli saham MYOR dengan target harga Rp 2.750 per saham untuk setahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×