Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) membidik pertumbuhan kinerja yang agresif atau tumbuh 400% di sepanjang 2021. Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah agenda ekspansi, mulai dari penambahan kapasitas rumah potong serta pembibitan ayam pedaging hingga memperluas kanal distribusi.
Chief Marketing & Sales Officer, Widodo Makmur Perkasa, Tri Mahawijaya Herlamban, mengatakan saat ini kapasitas produksi pembibitan ayam pedaging sedang diperluas.
"Perseroan baru saja menyelesaikan pembangunan parent stock (PS) Broiler Farm baru di Wonosari, Gunung Kidul dengan kapasitas 240.000 ekor, dengan adanya peternakan ini, akan menambah jumlah kapasitas PS broiler menjadi 440.000 ekor," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/6).
Asal tahu saja, saat ini Widodo Makmur Unggas juga mengoperasikan commercial broiler farm di Wuryantoro, Wonogiri dengan kapasitas 2 juta ekor. Pihaknya akan meningkatkan kapasitas produksi ayam pedaging menjadi 6,8 juta ekor hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Kinerja membaik, simak rekomendasi saham-saham poultry berikut ini
"Oleh karena itu, saat ini kami sedang membangun dua peternakan ayam pedaging berkapasitas 2,4 juta ekor, satu di Pracimantoro, Wonogiri dan satu lagi di Cianjur, Jawa Barat," ujarnya.
Selain menambah kapasitas pembibitan ayam pedaging, Widodo Makmur Unggas juga sedang membangun rumah potong ayam dengan kapasitas 12.000 ekor/jam di Cianjur, Jawa Barat.
WMUU memiliki dua Rumah Potong Hewan (RPH) lainnya yang telah beroperasi yakni di Klaten dan Wonogiri yang masing-masing berkapasitas 1500 ekor/jam dan 12.000 ekor/jam.
Baca Juga: Naik 110,6% di Kuartal I, Widodo Makmur (WMUU) Bidik Penjualan Naik 400% Tahun Ini
Adapun untuk memasok unggas hidup ke rumah potong ayam (RPA), WMUU menetapkan pasokan akan dominan atau 60% berasal dari peternakan internal dan sisanya 40% dari peternakan eksternal.
Tri menegaskan, kendati pandemi Covid-19 masih bergulir, Widodo Makmur tetap fokus melakukan ekspansi khususnya dalam pembangunan fasilitas produksi sesuai dengan rencana belanja modal yang ditetapkan untuk tahun ini senilai Rp 1,5 triliun.