Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tekstil dan garmen yaitu PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) tengah berupaya untuk mengoptimalkan kapasitas produksi terpasang guna menggenjot kinerja tahun ini.
Joy Citradewi, Corporate Communications SRIL mengatakan, pada tahun ini SRIL memasang target pertumbuhan pendapatan di kisaran 6% hingga 8%. “Kita akan tingkatkan melalui maximizing utilization dan fokus ke value added lebih tinggi,” ujarnya pada Kontan, Rabu (4/2).
Baca Juga: Asing net sell, IHSG berhasil melonjak 2,94% ke 5.518 pada akhir perdagangan hari ini
Dalam catatan Kontan, sekarang ini tingkat utilisasi produksi SRIL sudah di atas 90%. Hampir penuhnya utilisasi produksi ini terjadi pada semua divisi bisnis SRIL, yaitu benang (spinning), kain mentah (weaving), kain jadi (finishing), dan pakaian jadi (garmen).
SRIL memiliki kapasitas produksi spinning sebanyak 1,15 juta bales benang, weaving 180 juta meter kain mentah, finishing 240 juta yard fabric, dan garmen 32-35 juta potong setiap tahunnya.
Selain itu, SRIL juga dalam pengambilan keputusan untuk menambah kapasitas produksinya. Mulai dari besaran peningkatan kapasitas yang akan dijalankan hingga sistemnya, yaitu dengan mengakuisisi pabrik atau membangun pabrik baru.
Baca Juga: Dua WNI positif corona, IHSG anjlok 1,68% ke 5.361 pada akhir perdagangan hari ini
Sayangnya, ia belum dapat menyebutkan detail alokasi belanja modal untuk tahun ini. “Alokasi belanja modal belum bisa disclose,” tambahnya.
Perusahaan ini juga berharap dapat menekan biaya produksi. Keputusan Pemerintah untuk tidak mengerek tarif listrik hingga Juni 2020 pun menjadi angin segar bagi SRIL. Joy Citradewi menambahkan, keputusan ini bakal sangat membatu SRIL.
Baca Juga: IHSG melonjak hampir 3% ke 5.518 pada akhir perdagangan sesi I
“Karena melalui asosiasi, kita juga sudah push untuk dapat insentif listrik dari Pemerintah,” katanya.
Ia menambahkan, hal tersebut lantaran tarif listrik industri dalam negeri lebih tinggi apabila dibandingkan dengan negara lain. Asal tahu saja, kebutuhan listrik SRIL secara keseluruhan mencapai 5% hingga 6% dari total cost of goods sold (COGS) atau harga pokok penjualan.
Pada penutupan perdagangan Rabu (4/3), saham SRIL ditutup menguat 0,98% ke level 206.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News