kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.179   21,00   0,13%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Strategi MNC Energy Investments (IATA) Genjot Produksi Batubara


Rabu, 06 Juli 2022 / 12:06 WIB
Strategi MNC Energy Investments (IATA) Genjot Produksi Batubara
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senin (20/6/2022). MNC Energy Investments (IATA) Genjot Produksi Batubara Lewat Produksi Baru


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT. MNC Energy Investments Tbk (IATA) menggenjot produksi batubara dengan produksi mineral baru di tambang Babat Supat, Sumatra Selatan lewat anak usahanya, yakni PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE). 

Direktur Indonesia Batu Prima Energi, Leader DS Daeli menyebut perusahaan mempunyai luas lahan mencapai 15.000 hektare (ha) merupakan salah satu konsesi terbesar milik IBPE.

Dia menjelaskan kalau konsesi ini belum mencapai potensi penuh karena pihaknya masih melakukan eksplorasi di sebagian besar area pertambangan. Namun Daeli optimistis dapat mendorong kinerja IATA. 

"Saya yakin IBPE akan meningkatkan produksi IATA secara signifikan, serta meyakinkan investor bahwa IATA masih memiliki potensi berkembang dengan rencana output produksi yang lebih tinggi untuk tahun-tahun mendatang," kata dia dalam keterangan resmi, (6/7). 

Baca Juga: MNC Energy Investments (IATA) Temukan Cadangan Batubara Baru

MNC Energy Investment Lewat IBPE telah menandatangani kontrak lima tahun dengan kontraktor pada 9 Juni 2022 untuk memulai produksi dengan target sebesar 500.000 metrik ton (MT) untuk tahun pertama, periode Juli-Desember 2022.

Dalam jangka lima tahun, IATA menargetkan total output 7,5-8 juta MT atau 1,5 juta MT pada tahun kedua. Lalu, 2 juta MT setiap tahun untuk sisa kontrak dalam 3-5 tahun, dari Pit Corundum, Beryl dan Amethyst.

Daeli menyebut Pit Corundum dan Beryl menjadi fokus mineral yang akan ditambang  dalam dua tahun pertama. Sedangkan penambangan di Pit Amethyst akan dimulai pada tahun ketiga.

"Bersamaan dengan pit-pit baru yang sedang dan akan disiapkan, mengingat luas area penambangan 15.000 Ha belum sepenuhnya dieksplorasi," tambah Daeli. 

Baca Juga: Punya Valuasi Murah, Simak Rekomendasi Saham MNC Energy Investment (IATA)



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×