kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Strategi meracik investasi di pengujung tahun


Selasa, 28 September 2021 / 19:20 WIB
Strategi meracik investasi di pengujung tahun
ILUSTRASI. Ekonomi diperkirakan semakin membaik seiring menurunnya kasus Covid-19. Ini akan membuat pasar saham akan bergerak positif.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi diperkirakan akan semakin bergerak seiring menurunnya kasus Covid-19 dan pelonggaran kebijakan  pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Pasalnya, penurunan kasus dan percepatan vaksinasi memiliki peranan penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi. 

Oleh karena ini, pasar saham diperkirakan akan bergerak dalam tren positif. " “Hal itu juga membuat market bergerak ke arah tren yang positif,” kata President Director PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi dalam paparan virtual, Selasa (28/9).

Selain itu, ada sejumlah katalis positif lain dari domestik. Contohnya, cadangan devisa Indonesia yang tercatat cukup tinggi pada bulan Agustus  2021 yakni US$ 144,8 miliar,  PMI manufaktur Indonesia bulan Agustus mulai membaik meski masih berada di zona kontraksi di level 43,7, serta suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih ditahan di level 3,5%.

Memang ada tantangan dari global saat ini dimana pasar masih fokus menunggu hasil pertemuan The Fed terkait  untuk melihat pedoman lebih lanjut mengenai tapering

Namun, Lilis mengatakan, jika mengacu pada tapering pada tahun 2013, the Fed membutuhkan waktu 10 bulan (Desember 2013 – Oktober 2014) untuk menyelesaikan tapering-nya dan suku bunga naik 14 bulan setelah tapering berakhir. 

Baca Juga: Asing dinilai belum terpengaruh sentimen tapering off, ini saham rekomendasi analis

Chief of Retail & SME Business Bank Commonwealth Ivan Jaya juga optimistis pasar akan bergerak positif.  Pasalnya, secara historis performa pasar saham di kuartal IV mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal lainnya. Berdasarkan data historis, dalam 10 tahun terakhir, rata-rata kinerja IHSG pada kuartal IV sebesar 5,34%. 

Ditambah meningkatnya kesadaran berinvestasi di masyarakat. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa per bulan Agustus 2021, pasar modal Indonesia telah memiliki 6,1 juta investor atau naik 99% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Dari ke semua investor tersebut, kebanyakan adalah investor berusia 30 tahun ke bawah. Ivan melanjutkan, ke depannya, salah satu potensi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berasal dari sektor new economy yang berbasis pada teknologi. 

Saat ini, emiten new economy masih relatif sedikit dengan kapitalisasi pasar yang juga belum terlalu besar. Namun dengan adanya emiten new economy yang melantai diperkirakan akan mengubah struktur bursa saham Indonesia. 

Di sisi lain, dana yang berhasil dihimpun di pasar modal mencapai Rp 257,9 triliun pada akhir Agustus atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 118 triliun dan terdiri dari 35 emiten baru yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2021. “Pasar mulai menggeliat lagi,” ujar Ivan.

Menurut Ivan, strategi investasi yang bisa dilakukan hingga akhir tahun adalah menambah porsi reksa dana saham di dalam portofolio dimana untuk investor dengan profil risiko balanced adalah 30% di reksa dana pasar uang, 35% reksa dan pendapatan tetap, 35% reksa dana saham. Sedangkan, untuk investor dengan profil risiko growth adalah adalah 15% di reksa dana pasar uang, 20% reksa dana pendapatan tetap, dan 65% reksa dana saham.

Ivan juga menegaskan untuk tetap berinvestasi sesuai dengan profil risiko, tujuan investasi dan melalui teknologi digital agar tetap aman. Investasi melalui teknologi digital ini juga turut mendongkrak pertumbuhan investor baru khususnya generasi yang usianya di bawah 30 tahun. Bank Commonwealth sejak 2019 lalu telah fokus mengembangkan aplikasi Wealth Management, CommBank SmartWealth. 

Dengan CommBank SmartWealth, nasabah dapat melakukan pengelolaan kekayaan yang lengkap dilengkapi dengan fitur digital advisory dimana nasabah dapat melihat portofolio investasinya secara lengkap setiap saat. Dengan dilengkapi fitur transaksi untuk pembelian reksa dana dan obligasi retail, nasabah dapat secara nyaman bertransaksi kapan pun dan di mana pun. 

Selanjutnya: Tiga saham bakal dilepas BP Jamsostek, ini tanggapan analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×