Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) berusaha untuk mempertahankan usahanya dengan terus meningkatkan serta memperkuat pangsa pasar saat ini.
Wakil Direktur Utama Japfa Comfeed Indonesia, Bambang Budi Hendarto, mengatakan, selama 2019 JAPFA berhasil memperluas jaringan operasionalnya ke berbagai daerah untuk semakin dekat dengan para mitranya.
“Tahun ini JAPFA menduduki pangsa pasar terbesar kedua untuk pakan ternak dan day old chicken (DOC). Kami juga yakin JAPFA memiliki prospek dan pertumbuhan bisnis berkelanjutan, mengingat masih terbukanya peluang usaha yang besar pada bisnis ini,” ujarnya, Kamis (18/6).
Baca Juga: Saham LQ45 Mulai Mendaki Namun Valuasinya Masih Murah, Simak Daftarnya
Di tengah pandemi Covid-19, emiten pakan ternak ini sudah menyiapkan beberapa langkah strategis telah untuk menghadapi perubahan yang dinamis.
Di antaranya, JAPFA melakukan efisiensi hasil dari inovasi perusahaannya, baik dalam proses produksi dengan tetap menjaga kualitas produk, juga dalam operasional internal maupun dari segi pengembangan SDM.
“Untuk memenuhi kebutuhan pasar baik dalam dan luar negeri, JAPFA akan terus meningkatkan produktivitasnya. Salah satunya mengembangkan SDM agar semakin maju dan berkembang seiring bertumbuhnya perusahaan,” jelas Bambang.
Baca Juga: IHSG berpeluang menguat, simak tiga saham yang layak dicermati hari ini
Selain itu, sambungnya, perusahaan ini juga terus memberikan edukasi terkait peningkatan kualitas produksi dan memupuk kemampuan daya saing yang kuat bagi peternak dan petambak mitra.
Kebijakan lainnya, JAPFA tetap melakukan lindung nilai atawa hedging terhadap seluruh kewajiban obligasi dolar AS yang diterbitkan untuk pokok ataupun bunga.
Operational hedging juga dilakukan sebagai upaya menurunkan risiko terhadap kewajiban pembayaran dalam mata uang asing terutama untuk pembelian bahan baku pakan ternak kepada para supplier dengan jangka waktu 2-3 bulan ke depan.
Sesuai persetujuan pemegang saham, perusahaan juga akan membagikan dividen, serta dapat melakukan rights issue dan buyback atas saham-saham perusahaan. Hal tersebut dapat memberikan fleksibilitas perusahaan jika situasi internal dan pasar memungkinkan.
Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan pelemahan, ini rekomendasi saham JPFA, BRPT, dan JSMR
Sebagai catatan, sepanjang tahun 2019 JAPFA mencapai pertumbuhan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp 2,7 tiliun dari Rp 34 triliun pada tahun 2018, menjadi Rp 36,7 Triliun pada tahun 2019.
Pertumbuhan juga terjadi pada aset JAPFA sebesar 9,3%, dari Rp 23 triliun pada tahun 2018, menjadi Rp 25,2 triliun pada tahun 2019.
“Kontribusi terbesar diberikan oleh segmen usaha Pakan ternak sebesar 45%,” ujar Bambang. Usaha pakan ternak tetap menjadi penopang utama industri terlepas dari kondisi industri perunggasan yang sangat dinamis di tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News