kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi ini perlu diterapkan emiten perkebunan agar kinerjanya tetap stabil


Minggu, 08 Juli 2018 / 20:00 WIB
 Strategi ini perlu diterapkan emiten perkebunan agar kinerjanya tetap stabil
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Dimas Andi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sentimen negatif masih menghampiri emiten-emiten yang bergerak di sektor perkebunan. Pihak emiten pun dinilai perlu menerapkan sejumlah strategi bisnis secara efektif agar kinerja keuangannya tetap stabil hingga akhir tahun nanti.

Menurut William Siregar, Analis Paramitra Alfa Sekuritas, salah satu strategi yang dapat diadopsi emiten perkebunan adalah membidik pangsa pasar baru di luar Eropa dan India yang selama ini kerap menjadi tujuan ekspor CPO Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika Eropa kembali memberlakukan larangan penggunaan CPO. Begitu pula dengan India yang bisa saja merealisasikan kenaikan tarif impor CPO dari Indonesia.

Di samping itu, pihak emiten juga bisa membuat berbagai macam produk turunan CPO yang baru misalnya bahan kosmetik. “Selama ini perusahaan lebih sering mengekspor sawit dalam bentuk mentah,” katanya, Jumat lalu.

Vice President Research Department Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya menambahkan, emiten-emiten perkebunan juga dapat melakukan diversifikasi bisnis di luar CPO dan turunannya. Ambil contoh PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang mulai menggeber segmen bisnis peternakan sapi sejak tahun lalu.

“Walau praktiknya tergantung pada pihak manajemen terkait, setidaknya diversifikasi bisnis bisa membuat pendapatan perusahaan lebih beragam,” paparnya.

William Surya sendiri memfavoritkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP). Ia menilai kedua emiten tersebut masih bisa mengalami perbaikan kinerja hingga akhir tahun nanti. Di samping itu, likuiditas saham keduanya juga tergolong baik.

Ia merekomendasikan beli saham AALI dan LSIP dengan target Rp 14.500 per saham dan Rp 1.200 per saham.

Adapun William Siregar menjagokan PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) di tahun ini lantaran memiliki posisi kas yang kuat dan utang yang tergolong rendah bila dibandingkan emiten perkebunan lainnya. Ia merekomendasikan beli saham LSIP dengan target 1.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×