Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) menyiapkan strategi untuk meningkatkan kinerja perseroan di tengah tantangan industri minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO).
Melansir laporan keuangan, CBUT mencatatkan penurunan penjualan menjadi Rp 6,79 triliun per kuartal III 2024. Sebelumnya, penjualan CBUT tercatat mencapai Rp 7,41 triliun per kuartal III 2023.
Alhasil, laba periode berjalan perseroan turun menjadi Rp 34,98 miliar di akhir September 2024, dari sebelumnya Rp 119,51 miliar di periode sama tahun lalu.
Direktur Utama CBUT, Ronny Hertantyo Raharjo mengatakan, pihaknya masih optimistis dengan kinerja keuangan dan produksi, meskipun menghadapi banyak tantangan di industri CPO.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Citra Borneo Utama (CBUT) Rombak Jajaran Direktur
Ronny merinci, kontribusi penjualan CBUT per kuartal III 2024 mayoritas berasal dari penjualan palm olein sebesar Rp 2,40 triliun. Lalu, penjualan palm stearin sebesar Rp 550,80 miliar, produk RBDPO menyumbang Rp 303,44 miliar, asam lemak sawit distilat Rp 85,33 miliar, dan produk lainnya sebesar Rp 311,03 miliar.
CBUT saat ini mengoperasikan pabrik refinery dengan kapasitas 2.500 ton CPO per hari atau setara 850.000 ton per tahun. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki pabrik fraksinasi dengan kapasitas produksi 2.500 ton Refined, Bleached, and Deodorized Palm Oil (RBDPO) per hari atau 850.000 ton per tahun.
“Pabrik kernel crushing CBUT juga mampu memproses 600 MT kernel per jam atau setara 219.000 ton kernel per tahun,” ungkap manajemen CBUT dalam keterangan resmi, Kamis (31/10).
Baca Juga: Citra Borneo Utama (CBUT) Bakal Bagikan Dividen Rp 9,23 Per Saham
Ronny menuturkan, CBUT berencana meningkatkan kapasitas refinery CPO menjadi 4.000 MT per hari pada kuartal II 2025 dengan penambahan refinery kedua berkapasitas 1.500 MT. Refinery 2 diharapkan mulai beroperasi (commissioning) pada kuartal II 2025, dan produksi penuh diproyeksikan pada kuartal III dan IV 2025.
“Hingga kini, pembangunan refinery kedua telah mencapai tahap penyelesaian struktur dasar dan diharapkan terlihat bentuk fisik pabriknya pada akhir 2024, seiring alat-alat utama yang telah berada di lokasi,” tuturnya.
Refinery kedua ini dilengkapi dengan teknologi canggih yang mampu mengolah CPO berkualitas rendah sekalipun. Inovasi ini memberikan peluang bagi CBUT untuk menghemat biaya bahan baku dengan membeli CPO diskon dari produsen lain.
Baca Juga: Turun 35,4%, Citra Borneo Utama (CBUT) Catat Laba Rp 144,24 Miliar di 2023
“Dengan kemampuan ini, CBUT tak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga mendukung komitmen berkelanjutan karena produk mereka telah bersertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), membuka akses pasar yang lebih luas di Eropa,” katanya.