kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 -0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi bisnis Erajaya agar semakin berjaya


Selasa, 10 Desember 2013 / 06:38 WIB
Strategi bisnis Erajaya agar semakin berjaya
ILUSTRASI. Pekerja membuat sumur air tanah di salah satu rumah KPR bersubsidi PUPR-BTN di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (16/2/2022).?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) bakal menggeber penjualan telepon selular (ponsel) merek sendiri. Emiten ini pun berniat membangun pabrik komponen dan perakitan gadget di Indonesia. ERAA akan menggandeng Foxconn untuk membangun pabrik tersebut.

Pabrik ini untuk memperkuat pasar ponsel merek Venera milik ERAA. Selain itu, ERAA juga berharap bisa memperoleh margin lebih besar. Maklum, selama ini ERAA masih mendatangkan alias impor ponsel dari China.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada bilang, pembangunan pabrik itu bisa memperkuat posisi ERAA sebagai distributor ponsel di Indonesia. "Apalagi jika komponen diproduksi sendiri, harga produksi jadi lebih murah," ujar dia.

Ia menambahkan, aksi ini membantu ERAA mengatasi tantangan bisnis di 2014 saat pemerintah akan menaikan pajak impor dari 2,5% menjadi 7,5%. Ponsel menjadi bagian dari produk yang pajak impor akan naik. Jika ERAA bisa memproduksi ponsel sendiri, maka produk yang dijual ERAA memiliki daya saing lebih baik di pasar.

Analis BNI Securities, Thendra Crisnanda memperkirakan, ponsel merek Venera milik ERAA tidak cuma bermain di segmen menengah ke bawah. Tapi juga menyasar segmen menengah ke atas. Selama ini di segmen bawah, penjualan Venera mencapai 400.000 unit per bulan.

Thendra menambahkan, kerjasama dengan Foxconn akan mengukuhkan pangsa pasar ERAA sebagai pemimpin pasar distributor handphone terbesar di Indonesia. Selama ini, ERAA adalah perusahaan yang memiliki jumlah gerai terbanyak dibandingkan pesaing seperti PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO), PT Global Teleshop Tbk (GLOB) dan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE). 

Tapi, di kuartal III tahun ini, penjualan ERAA menurun. Analis Credit Suisse, Priscilla Tjitra dalam risetnya, 25 November 2013 menyebutkan, penjualan ERAA turun karena penjualan BlackBerry Z10 dan Q10 seret.

Priscilla percaya, peralihan pelanggan dari BlackBerry ke merek lain tidak akan mempengaruhi penjualan ERAA. Sebab, ERAA juga menjual ponsel merek lain seperti Samsung, Nokia, Sony, Acer, LG, Dell, Apple, Huawei. Penjualan Samsung bahkan telah memberikan kontribusi cukup besar yaitu 40% dari total penjualan. Sedangkan penjualan BlackBerry hanya 15%.

ERAA juga ekspansi dengan membangun gudang di luar Jakarta. Lokasinya berada Surabaya, Medan, Semarang dan Makassar.

Priscilla memperkirakan, penjualan ERAA akan meningkat seiring tambahan penjualan iPad mini yang mulai didistribusikan. Dia memproyeksikan, pendapatan ERAA bisa naik 0,54% menjadi Rp 12,95 triliun di 2013. Sedangkan laba bersih akan turun 10,30% menjadi Rp 388 miliar. Di 2014, dia memperkirakan, pendapatan ERAA mencapai Rp 14,08 triliun dengan laba Rp 530,8 miliar.

Dus, Priscilla merekomendasikan outperform saham ERAA dengan target harga Rp 2.000 per saham. Analis Mandiri Sekuritas, Janefer Amanda Soelaiman menyarankan neutral saham ERAA dengan target harga Rp 1.730. Sementara, Reza merekomendasikan hold saham ERAA dengan target harga Rp 1.380. Kemarin, harga ERAA turun 2,63% ke Rp 1.110 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×