kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,24   -2,31   -0.26%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stok minyak AS turun 5,1 juta barel, harga minyak mentah melesat 1%


Rabu, 11 November 2020 / 13:18 WIB
Stok minyak AS turun 5,1 juta barel, harga minyak mentah melesat 1%
ILUSTRASI. Harga minyak mentah sudah naik 10% di pekan ini


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah naik 1% pada perdagangan hari ini. Angin segar bagi harga minyak datang setelah laporan industri menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun lebih dari yang diharapkan pada pekan lalu.

Sentimen tambahan bagi harga minyak juga muncul berkat kabar terbaru dari uji coba vaksin Covid-19 yang mulai terlihat efektif.

Rabu (11/11) pukul 13.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Januari 2021 naik naik 45 sen atau 1% menjadi US$ 44,06 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember 2020 juga menguat 40 sen atau 1% ke level US$ 41,76 per barel. 

Baca Juga: Harga minyak melesat 12,25% sejak adanya pengumuman vaksin corona

Harga kedua benchmark minyak mentah ini juga sudah menguat hampir 3% pada perdagangan Selasa (10/11).

Keperkasaan minyak datang setelah stok minyak mentah AS turun 5,1 juta barel pada pekan lalu menjadi sekitar 482 juta barel. Data yang diumumkan American Petroleum Institute (API) ini jauh lebih tinggi dari proyeksi para analis yang dihimpun Reuters, yakni dengan penurunan 913.000 barel.

"Lebih besar dari ekspektasi analis lagi, data API melaporkan 'penarikan' signifikan dalam persediaan minyak mentah," kata Stephen Innes, Chief Market Strategist AXI.

"Harga minyak juga kian panas setelah pengumuman vaksin Pfizer," lanjut Innes.

Harga minyak Brent dan WTI sudah melesat lebih dari 10% pada minggu ini. Penguatan terjadi sejak data uji coba awal menunjukkan vaksin Covid-19 eksperimental yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech Jerman dinyatakan 90% efektif.

Meskipun harga minyak didukung oleh berita positif tentang vaksin, prospek permintaan bahan bakar secara keseluruhan tetap suram di tengah diberlakukannya kembali pembatasan virus corona di kawasan Eropa dan AS. 

"Prospek permintaan jangka pendek tetap lemah - terutama mengingat sejumlah negara Eropa menerapkan pembatasan COVID-19 (meskipun dengan derajat yang berbeda-beda) yang akan berdampak negatif pada konsumsi," kata analis di National Australia Bank dalam sebuah catatan pada Rabu.

Baca Juga: Tengah hari, harga emas naik 0,22% ke US$ 1.881 per ons troi di pasar spot

"Di luar langkah-langkah ini, permintaan akan memakan waktu cukup lama untuk pulih - karena perjalanan internasional tetap dibatasi."

Pembatasan yang diperbarui di Eropa dan AS untuk memerangi virus corona telah memperlambat laju pemulihan permintaan bahan bakar, mengimbangi rebound di ekonomi Asia di mana konsumsi hampir kembali ke level sebelum pandemi Covid-19.

"Saya yakin pasar akan mencari bukti pemulihan permintaan sebelum harga benar-benar naik secara serius," kata Sukrit Vijayakar,Director of Energy Consultancy Trifecta.

Selanjutnya: Investor asing mencatat net buy Rp 1,01 triliun hari ini, sepekan Rp 5,42 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×