kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak melesat 12,25% sejak adanya pengumuman vaksin corona


Rabu, 11 November 2020 / 07:33 WIB
Harga minyak melesat 12,25% sejak adanya pengumuman vaksin corona
ILUSTRASI. Rabu (11/11) pukul 7.17 WIB, harga minyak WTI menguat 2,2% menjadi US$ 41,69 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih mendaki karena adanya optimisme pemulihan aktivitas setelah adanya vaksin corona. Harga minyak ini menguat dalam tiga hari berturut-turut sejak awal pekan.

Rabu (11/11) pukul 7.17 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 41,69 per barel, menguat 2,20% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin.

Dalam tiga hari kenaikan, harga minyak WTI mengakumulasi kenaikan 12,25%. Senin (9/11) lalu, Pfizer Inc mengumumkan bahwa vaksin yang diproduksinya bersama dengan BioNTech memiliki efektivitas 90% terhadap virus corona.

Pernyataan ini menyebabkan investor beralih dari aset aman ke aset yang lebih berisiko. Harga emas turun dan sebaliknya, harga minyak melesat. Adanya vaksin yang efektif diharapkan bisa mengembalikan aktivitas ekonomi sehingga permintaan minyak bisa naik.

Baca Juga: Harga emas mencari keseimbangan setelah merosot di awal pekan

Kemarin, Direktur US National Institute of Allergy and Infectious Diseases Anthony Fauci mengatakan vaksin akan tersedia bagi orang-orang dengan prioritas tertinggi pada Desember. "Ini mengimplikasikan bahwa pada tahun depan, orang-orang bisa berlibur dan akan meningkatkan permintaan bahan bakar pesawat," kata Bob Yawger, direktur futures energi Mizuho kepada Reuters.

Yawger menambahkan bahwa kabar terbaru ini akan menjadi sentimen positif bagi seluruh komoditas energi. Tapi, perlu diperhatikan bahwa peluncuran vaksin secara luas masih berbulan-bulan lagi dan perlu persetujuan regulator.

Sementara pada saat ini, sejumlah lockdown baru di Eropa serta lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat (AS) masih menekan permintaan bahan bakar. "Jumlah kasus yang terus naik bisa berarti bahwa akan ada lockdown yang lebih ketat dan tren work at home yang menurunkan permintaan bahan bakar," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.

Baca Juga: IHSG diprediksi bergerak terbatas hari ini, Rabu (11/11), saham ini bisa jadi pilihan

Arus lalu lintas di sejumlah kota besar Eropa seperti London, Paris, dan Madrid turun tajam di bulan November setelah mencapai puncak pada Oktober lalu. 

Sementara menteri energi Arab Saudi mengatakan bahwa OPEC+ bisa menekan pasokan jika permintaan merosot sebelum vaksin tersedia. Hingga Desember mendatang, pemangkasan produksi OPEC+ berada di 7,7 juta barel per hari. Rencananya, OPEC+ akan mengurangi pemangkasan ini menjadi 5,7 juta barel per hari pada Januari mendatang.

Baca Juga: Wall Street ramai aksi jual saham-saham teknologi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×