Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan pelemahan sejak awal pekan. Kamis (24/1) pukul 8.02 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 52,55 per barel.
Harga minyak ini turun 0,13% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin pada US$ 52,62 per barel. Harga minyak turun 2,76% jika dibandingkan dengan harga akhir pekan lalu pada US$ 54,04 per barel.
Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman Maret 2019 di ICE Futures turun ke US$ 61,14 per barel dari sebelumnya US$ 61,50 per barel.
Kirill Dmitriev, Kepala Russian Direct Investment Fund yang merupakan perusahaan investasi pemerintah Rusia mengatakan bahwa Rusia tidak perlu bersaing dengan Amerika Serikat (AS) di pasar minyak. "Agar produksi shale oil AS turun, harga minyak harus turun di sekitar US$ 40 per barel. Hal ini tidak sehat bagi ekonomi Rusia," kata dia.
Dmitriev mengatakan bahwa kenaikan harga minyak setelah pemangkasan OPEC+ sejak 2017 menambah pendapatan Rusia hingga US$ 110 miliar. Di sisi lain, harga minyak yang tinggi juga menyokong AS yang tidak ikut dalam pemangkasan produksi.
AS terus mengerek produksi hingga hampir 2,4 barel per hari hanya dalam setahun. Kini, total produksi minyak AS mencapai 11,9 juta barel per hari dan menjadi produsen minyak terbesar dunia.
Tambahan pasokan global ini menjadi salah satu penekan harga minyak WTI kembali ke sekitar US$ 50 per barel.
Data American Petroleum Institute menunjukkan bahwa persediaan minyak AS naik 6,6 juta barel pekan lalu. angka ini berkebalikan dengan ekspektas analis yang meramalkan penurunan 42.000 barel. Stok bensin AS naik 3,6 juta barel, lebih tinggi daripada prediksi polling Reuters yang meramalkan kenaikan 2,7 juta barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News