kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stimulus pariwisata Rp 25 triliun berdampak signifikan asal cepat dan tepat sasaran


Selasa, 19 Mei 2020 / 21:35 WIB
Stimulus pariwisata Rp 25 triliun berdampak signifikan asal cepat dan tepat sasaran
ILUSTRASI. Suasana sepi di kawasan Monumen Bom Bali karena aktivitas wisata ditutup akibat dampak wabah COVID-19 di Legian, Kuta, Bali, Jumat (17/4/2020).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah merancang paket stimulus ekonomi bagi masyarakat kelas menengah atas dengan usulan anggaran sebesar Rp 25 triliun. Stimulus ini rencananya diberikan melalui diskon tiket maskapai penerbangan, hotel, restoran hingga voucer makan lewat aplikasi online.

Menanggapi kebijakan yang termasuk dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut, Garuda Indonesia (GIAA) masih menunggu rencana detail pelaksanaannya. "Kami masih menunggu finalisasi detailnya," ungkap Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kepada Kontan.co.id, Selasa (19/5).

Baca Juga: Stimulus untuk masyarakat menengah atas dinilai tak akan mempan mengerek permintaan

Dihubungi terpisah, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan stimulus ini bisa saja memberi dampak baik yang signifikan bagi sektor dimaksud. Setidaknya, pasca-Covid-19 perusahaan di sektor tersebut memiliki tambahan likuiditas. Namun ini harus dilakukan dengan cepat, terukur dan tepat sasaran sehingga dorongan positif ini dapat terlihat dalam jangka waktu dekat.

Namun, selain dengan memberi stimulus tersebut Nico berpendapat pemerintah juga harus mempertimbangkan daya beli masyarakat. Sebab kondisi ekonomi saat ini pun juga menekan kalangan atas, apalagi yang memiliki bisnis yang sangat terpapar Covid-19.

"Ketika daya beli berkurang, apakah stimulus yang diberikan mampu mendorong orang untuk belanja? Karena di tengah situasi dan kondisi seperti ini, mereka akan cenderung melakukan saving," jelas Nico.

Baca Juga: Siap-siap Ditjen Pajak akan buru wajib pajak badan dengan kriteria ini mulai 2021

Seperti diketahui, stimulus ini diberikan dengan harapan bisa menggenjot konsumsi masyarakat kelas atas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Mengingat data BPS September 2019 lalu menunjukkan kalangan atas menguasai 45,36% konsumsi nasional. Paket stimulus ini rencananya dilakukan apabila kebijakan PSBB sudah diperlonggar, dengan target terdekat pada separuh kedua tahun ini.  

Sejalan dengan selesainya Covid-19, Nico mengatakan sektor yang menjadi sasaran stimulus, yang bakal paling cepat pulih adalah makanan dan minuman alias restoran.

Baca Juga: Mantap! ada insentif Rp 25 triliun buat orang kaya Indonesia agar terus belanja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×