Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peralihan pandemi menjadi endemi memberi angin segar bagi potensi pemulihan berbagai sektor dunia usaha dan meningkatkan harapan percepatan pemulihan ekonomi di Indonesia. Alhasil, investor bisa melihat prospek pemulihan di tahun 2022 ini akan semakin cerah ke depannya.
Melihat peluang tersebut, perusahaan Manajer Investasi PT STAR Asset Management (STAR AM) menghadirkan reksadana sebagai pilihan instrumen investasi masyarakat di tengah potensi pemulihan ekonomi. STAR AM pada hari Rabu (30/3) merilis Reksadana Terproteksi STAR Protected XVI.
Head of Institutional & Intermediary Business STAR AM Kemal Fajri Mohsin mengatakan, pihaknya ingin memberikan kesempatan kepada para investor untuk memenuhi kebutuhan akan instrumen investasi yang memiliki potensi imbal hasil yang atraktif, namun tetap terukur risikonya.
Baca Juga: Melalui MIMS, Mandiri Investasi Genjot Penghimpunan Dana dari Investor Asing
Dia bilang, Reksadana STAR Protected XVI menawarkan imbal hasil setiap 3 bulan dengan window redemption setelah 1 tahun sejak tanggal emisi. Produk ini bertenor tiga tahun sehingga akan jatuh tempo pada 30 Maret 2025. Adapun, obligasi OKI Pulp & Paper Mills II tahun 2022 yang telah mendapatkan rating idA+ dari Pefindo jadi aset dasar reksadana ini.
“Reksadana STAR Protected XVI ini tidak hanya dapat dibeli oleh investor institusi namun juga dapat dengan mudah dibeli oleh investor retail melalui APERD yang merupakan mitra distributor STAR AM,” ujar Kemal dalam keterangan tertulis, Kamis (31/3).
Kemal mengatakan, APERD yang berpartisipasi untuk penjualan Reksadana STAR Protected XVI adalah Mirae Asset Sekuritas, Raiz Invest Indonesia dan Invesnow. Ia menambahkan, bagi investor yang tertarik, bisa memiliki reksadana tersebut dengan minimal pembelian hanya Rp 1 juta.
Baca Juga: Manajer Investasi Ikut Berburu Saham Sektor Komoditas
Menurutnya, reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat dipertimbangkan terutama bagi Investor pemula, karena memiliki risiko relatif rendah dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti saham.
“Bayangkan, hanya dengan Rp 1 saja, investor sudah bisa merasakan imbal hasil 7,35% per tahun,” pngkas Kemal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News