kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SRO ingin patok bunga rendah


Sabtu, 15 Oktober 2016 / 10:17 WIB
SRO ingin patok bunga rendah


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Self Regulatory Organizations (SRO) masih memfinalisasi pembentukan perseroan terbatas yang bakal mengurusi securities financing di pasar modal. SRO ingin bunga pinjaman untuk pembiayaan sekuritas lebih rendah dari bunga pasar.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, pendirian perseroan terbatas untuk lembaga pendanaan ini sudah mendapatkan izin prinsip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Oleh karena itu, lembaga securities financing diharapkan dapat terbentuk dalam jangka waktu tiga atau empat bulan lagi.

"Prinsipnya, kami tidak mencari untung. Yang pasti, bunga untuk pinjamannya akan di bawah bunga kredit pasar," ungkap di di Gedung BEI, Jumat (14/10).

Kelak, perusahaan securities financing ini akan menjadi semacam lembaga keuangan yang mengucurkan pinjaman ke anggota bursa (AB). Utang itu untuk fasilitas transaksi margin yang dimiliki para AB. Menurut Tito, pendirian perusahaan securities financing merupakan bagian dari upaya memperkuat permodalan para broker.

Hanya AB dengan MKBD di atas Rp 250 miliar yang boleh menerima pinjaman dari lembaga yang nanti berada di bawah BEI, KSEI dan KPEI ini. "Kan modal disetor broker sekarang sekitar Rp 50 miliar. Transaksi margin hanya boleh 45 saham. Jika broker menaikkan MKBD 10 kali lipat ke Rp 250 miliar, maka kami izinkan mereka untuk melakukan margin sekitar 200 saham karena kriterianya sudah kami relaksasi, tidak 45 lagi," jelas Tito.

SRO ingin mengoptimalkan transaksi di bursa saham sehingga otomatis perputaran uang bisa lebih besar. Agar bisa bersaing, para sekuritas mau tidak mau harus ikut berusaha menaikkan MKBD-nya. Transaksi margin memberiuntung lebih besar daripada transaksi reguler.

Jadi, bila implementasi kebijakan ini lancar, akan ada keuntungan ganda yang diperoleh. Rata-rata transaksi harian naik, keuntungan AB juga lebih meningkat. Sebelumnya, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini bilang, plafon securities financing Rp 100 miliar.

Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Susy Meilina bilang, APEI menyambut baik pendirian perusahaan pendanaan sekuritas ini. Sekuritas di Indonesia selama ini terbilang sulit mendapat pinjaman dari bank. "Ada pembatasan hanya boleh memperoleh pinjaman 25% dari equity.

Jadi akhirnya sekuritas lokal tidak punya funding," kata dia. Negara lain, seperti Korea Selatan dan Jepang, menurut Susy, sudah memiliki lembaga untuk mendanai broker. Bahkan di Korsel bunganya sekitar 4%. "Semoga bunga serendah mungkin, karena kami harus lempar lagi dalam bentuk financing kepada klien," ungkap Susy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×