kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Moody's pasang rating Sri Rejeki (SRIL) tetap di B1 dengan outlook negatif


Senin, 11 Januari 2021 / 14:58 WIB
Moody's pasang rating Sri Rejeki (SRIL) tetap di B1 dengan outlook negatif
ILUSTRASI. Moody's menetapkan rating B1 atas rencana penerbitan utang PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex. Pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investors Service menetapkan rating utang tanpa jaminan yang akan diterbitkan oleh PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) di level B1 dengan outlook negatif. Peringkat tersebut sama seperti dengan utang senior Sritex yang ada.

Moody's dalam rilis Senin (11/1) menjelaskan, Sritex akan menggunakan hasil obligasi bersih untuk mendanai kembali revolver tranche senilai US$ 150 juta dari fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$ 350 juta yang jatuh tempo Januari 2022. Sisanya dana penerbitan obligasi akan digunakan untuk modal utang jangka pendek. Transaksi diharapkan membuat tingkat leverage netral.

Baca Juga: Sritex (SRIL) Terus Memperkuat Pasar Ekspor

"Penerbitan obligasi yang diusulkan akan meningkatkan likuiditas Sritex memperpanjang profil jatuh tempo utangnya dan membebaskan ketersediaan di bawah jalur revolver dan jalur modal kerja, yang kemudian dapat digunakan untuk mendukung modal kerja dan kebutuhan operasional lainnya," kata Stephanie Cheong, Analis Moody.

Pada 30 September 2020, Sritex memiliki dana kas sebesar US$ 159 juta dan ketersediaan fasilitas pinjaman bank US$ 87 juta. Sedangkan utang jatuh tempo dalam 12 - 18 bulan ke depan sebesar US$ 611 juta. 

Utang jatuh tempo dalam 12 - 18 bulan ke depan sebesar US$ 174 juta adalah modal kerja jangka pendek. Kedua, sebesar US$ 65 juta berupa wesel bayar jangka menengah, dimana US$ 40 juta telah dibayarkan pada kuartal IV 2020. 

Dan ketiga, fasilitas pinjaman sindikasi yang jatuh tempo pada Januari 2022 senilai US$ 350 juta. Terakhir, pembayaran amortisasi utang senilai US$ 22 juta. 

Baca Juga: Bos Sritex (SRIL) bicara soal potensi ekspor tahun ini, apa katanya?

Pada 2 November, SRIL telah meminta persetujuan pemberi pinjaman untuk memperpanjang jatuh tempo fasilitas pinjaman sindikasi senilai US$ 350 juta dalam dua tahun atau hingga Januari 2024. Pemberi pinjaman Sritex memiliki waktu hingga 2 Februari 2021 untuk menanggapi jika mereka bersedia memperpanjang. Pinjaman sindikasi tersebut seharusnya jatuh tempo pada Januari 2022.

Peringkat B1 Sritex mencerminkan operasi yang terintegrasi secara vertikal dan posisi pasar terdepan di antara produsen tekstil Indonesia. Selain itu, SRIL memiliki ketergantungan pendanaan jangka pendek untuk mendukung kebutuhan modal kerja. Peringkat yang ditetapkan Moody's juga memasukkan risiko tata kelola dari struktur kepemilikan terkonsentrasi perusahaan dan pihak terkait transaksi.

Sementara prospek negatif mencerminkan risiko pembiayaan kembali yang terkait dengan pinjaman sindikasi US$ 350 juta dari Sritex yang jatuh tempo pada Januari 2022 karena kondisi pasar yang sulit.

Baca Juga: Duh, Moody's Pangkas Peringkat CFR Sritex (SRIL) Menjadi B1, Outlook Tetap Negatif

Moody's dapat menurunkan peringkat jika Sritex gagal mengatasi jatuh tempo utang pada kuartal I-2021, atau jika likuiditas Sritex memburuk karena saldo kas turun. Selain itu jika gagal mendapat modal kerja jangka pendek. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×