Reporter: Issa Almawadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia (Spindo) berharap bisa mencatat laba bersih hingga Rp 300 miliar di tahun ini. Target tersebut tumbuh 141,93% dari laba bersih tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp 124 miliar.
“Target tersebut akan didukung melalui nilai penjualan tahun ini yang diharapkan mencapai Rp 4 triliun,” kata Vice Presiden Direktur Spindo, Tedja Sukmana dalam paparan publik di Jakarta, Senin (28/1).
Tahun lalu, Tedja memperkirakan catatan penjualan Spindo mencapai Rp 3,1 triliun. Menurut Tedja, target-target tersebut didukung oleh peningkatan persentase penjualan ke sektor minyak dan gas serta adanya peningkatan kapasitas produksi hingga 400 ribu ton di tahun ini.
Produsen pipa baja dan turunannya ini memang memfokuskan penjualannya di pasar domestik saja. “Memang ada ekspor, seperti ke Kanada dan Amerika. Tapi jumlahnya tidak terlalu besar,” tambah Tedja.
Untuk mendukung target yang ditetapkan itu, Tedja menjelaskan, pihaknya menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini senilai Rp 1,6 triliun. Dana itu akan digunakan untuk kebutuhan pengembangan penambahan kapasitas maupun perbaikan-perbaikan mesin yang sudah ada.
Saat ini, Spindo memiliki 5 pabrik yang 4 diantaranya berada di Jawa Timur dan 1 pabrik lainnya berada di karawang. Total kepemilikan pabrik sister company PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) yang sebagian besar sahamnya dimiliki PT Cakra Bhakti Para Putra ini mencapai 268 hektare.
Spindo juga akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 Februari 2013 ini. Dari aksi pelepasan saham sebanyak 2,9 miliar lembar ini, Spindo berharap bisa meraup dana sekitar Rp 1,7 triliun.
Dalam paparan publik yang digelar hari ini, saham perdana yang Spindo ditawarkan di kisaran Rp 260-390 per saham. Spindo menunjuk PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA) sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News