kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Spindo mengejar pendapatan lewat proyek baru dan efisiensi


Sabtu, 30 Juni 2018 / 20:00 WIB
Spindo mengejar pendapatan lewat proyek baru dan efisiensi


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo) mengincar beberapa proyek baru tahun ini. Salah satu proyek yang mereka dapat ialah pengadaan pipa transmisi ruas Cirebon-Semarang.

Deputy President Director Steel Pipe Industry of Indonesia, Tedja Sukmana Hudianto mengatakan, target kontrak proyek tersebut ialah bulan Oktober atau November 2018. "Terhitung sampai Mei 2018, order pipa mencapai 150.000 ton," kata Tedja, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, Jumat (29/6).

Untuk memenuhi permintaan konsumennya, sepanjang tahun ini emiten berkode saham ISSP di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menargetkan dapat memproduksi pipa sebanyak 370.000 ton. Namun sayangnya, Tedja enggan merinci lebih detail kemana target konsumen dari produk pipa tersebut.

Tahun ini, Spindo menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. Tedja optimistis target bisa tercapai karena banyak proyek yang sedang digarap.

Beberapa proyek tersebut antara lain pembangunan dermaga Gili Mas, Lombok yang dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PTPP), serta pembangunan Tanjung Jati Expansion dengan kontraktor PT JFE Shoji Trade Indonesia.

Selama ini, Spindo mengandalkan penjualan produk untuk mengisi pasar dalam negeri yakni dengan porsi sekitar 85% dari total penjualan. Sedangkan sisanya diekspor ke beberapa negara.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2017, laba bersih Spindo tercatat sebesar Rp 8,63 miliar. Jumlah tersebut turun 92,1% ketimbang periode sebelumnya Rp 102,9 miliar. Salah satu faktor utama penyebab anjloknya laba bersih perusahaan ini diantaranya akibat lonjakan harga bahan baku baja. Karena itulah kini mereka terus berupaya melakukan efisiensi.

Misalnya, tahun ini Spindo tidak memiliki agenda ekspansi bisnis baru. Namun, perusahaan ini tetap menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp 70 miliar. "Belanja modal, tidak terlalu banyak karena tidak ada ekspansi. Ekspansi sudah kami lakukan tahun 2017," ujar Tedja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×