Reporter: Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Yen kembali melemah karena spekulasi pelaku pasar bahwa Bank of Japan (BOJ) tak lagi melonggarkan stimulus. Spekulasi itu muncul lantaran inflasi Jepang mulai meningkat.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (30/5), pasangan GBP/JPY naik 0,21% dibanding hari sebelumnya menjadi 170,509. Pasangan EUR/JPY juga naik 0,21% menjadi 138,74. Hanya pairing USD/JPY yang justru turun tipis 0,02% menjadi 101,77.
Yen sejatinya sempat menguat pasca rilis data inflasi Jepang yang sebesar 3,2%. Angka ini melampaui ekspektasi, 3,1%. Padahal, target inflasi Jepang 2%. "Ada kekhawatiran bahwa BoJ enggan melakukan pelonggaran kebijakan lebih lanjut," kata Greg Gibbs, Kepala Strategi Pasar Asia Pasifik Royal Bank of Scotland Group Plc di Singapura kepada Bloomberg.
BoJ akan mengumumkan arah kebijakan moneternya, Jumat (13/6). Ini merupakan pertemuan pertama setelah BoJ menahan diri tidak menambahkan stimulus pada 21 Mei lalu. Faktor lain yang memukul yen adalah survei produksi industri Jeang oleh Prelim, yang hasilnya kurang memuaskan. Sepanjang Mei 2014, produksi industri Jepang minus 2,5%.
Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures mengatakan, pasangan GBP/JPY menguat karena spekulasi Bank Sentral Inggris (BoE) akan menaikkan suku bunga di 2015. Sebab, ekonomi Inggris mulai membaik.
Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures bilang, pasangan EUR/JPY naik lantaran investor cenderung melakukan bargain hunting karena euro sudah turun tajam.
Sementara pairing USD/JPY turun tipis, menurut Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures, karena belum ada data ekonomi signifikan yang bisa menggerakan pasangan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News