Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) reli selama empat hari berturut-turut. Penguatan harga ini dipicu spekulasi kenaikan permintaan yang bakal menyerap pasokan yang berlimpah. Hal ini terjadi sejak cuaca buruk menghambat produksi minyak nabati lainnya.
Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchanges melesat 1,7% ke level RM 3.352 atau setara US$ 1.108 per metrik ton. Ini level tertingginya sejak 25 April. Adapun, hingga perdagangan pukul 13.25 WIB, kontrak yang sama bergerak ke RM 3.326 atau setara US$ 1.098,59 per metrik ton.
Harga minyak sawit sempat menyentuh RM 3.967 ringgit pada 10 Februari, juga pernah jatuh hingga 12% di tahun ini, karena adanya prospek kenaikan produksi Malaysia dan Indonesia.
"Harga minyak sawit akan didukung kuatnya permintaan pasar. Harganya akan tetap berada di atas RM 3.000 dalam beberapa bulan ke depan," ujar Lee Yeow Chor, ketua Dewan Kelapa Sawit Malaysia, di Kuala Lumpur.
Ekspor CPO Malaysia naik 28% menjadi 533,419 ton selama 15 hari pertama di bulan Mei, dibandingkan periode yang sama di April lalu.
"Meskipun ada prediksi bahwa pasokan CPO akan meningkat, namun ada juga faktor yang meredam laju pasokan CPO tersebut," imbuh Lee. Kekhawatiran terhadap cuaca di belahan bumi bagian utara akan mengurangi pasokan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News