Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Mata uang euro menyentuh level tertingginya selama dua minggu terakhir terhadap dollar AS. Penguatan euro terjadi di tengah spekulasi Bank Sentral Eropa akan menaikkan tingkat suku bunga, pada pekan depan, serta meredanya kekhawatiran gagal bayar utang Yunani.
Nilai tukar euro naik ke US$ 1,4462 pada pukul 8.58 a.m di Tokyo, dari level US$ 1,4435 di New York, kemarin. Adapun, pada pukul 9.52 WIB, pairing (EUR/USD) semakin menguat di posisi 1,4488. Di waktu yang sama, euro juga menguat terhadap yen di level 116,78 dari posisi sebelumnya di 116,61.
Euro telah terangkat terhadap 14 dari 16 mata uang utama dunia, sebelum rilis data inflasi Eropa selama Juni yang diperkirakan menunjukkan kenaikan inflasi. Ini menambahkan sentimen kenaikan suku bunga dalam rapat ECB, pada 7 Juli nanti.
Presiden ECB, Jean-Claude Trichet mengatakan, pada 28 Juni lalu, agar pembuat kebijakan menguatkan kewaspadaan untuk potensi kenaikan inflasi.
"Trichet, dalam beberapa hari terakhir telah memperlihatkan kewaspadaan yang mengindikasikan adanya kenaikan tingkat suku bunga, minggu depan," kata Robert Rennie, kepala strategi mata uang dari Westpac Banking Corp., di Sydney. Hal ini menurutnya, memberikan kesempatan euro untuk bergerak lebih tinggi.
Disamping itu, Perdana Menteri Yunani George Papandreou telah memenangkan suara terkait rencana pemangkasan anggaran dan penjualan aset negara dalam rangka memenuhi persyaratan dana bantuan dari Uni Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News