Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Spekulasi bank sentral Amerika Serikat (AS) bakal mempertahankan suku bunga di dekat 0% terus mendongkrak rupiah.
Mata uang Garuda ini bahkan sempat melesat ke level tertinggi tujuh tahun setelah menyentuh posisi Rp 8.600 per dollar AS. Itu posisi tertingginya sejak April 2004. Adapun, hingga pukul 16.16 WIB, rupiah masih menguat 0,11% ke level Rp 8.608 per dollar AS.
Mayoritas ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, The Federal Reserves bakal mempertahankan bunga acuan di kisaran 0% hingga 0,25%, pertemuan 27 April nanti. Spekulasi ini kian memicu masuknya dana asing ke aset emerging market yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Harga obligasi pun menanjak hari ini.
Rupiah sudah menguat 4,4% tahun ini. Ini performa terbaik diantara 10 mata uang utama Asia yang diperdagangkan.
"Dana asing yang masuk ke aset berimbal hasil lebih tinggi akan terus mengalir ke Asia, karena kemungkinan AS tidak menaikkan bunga," ujar Head of treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto.
Jumlah dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia mencapai US$ 145,5 juta, lebih besar dari jumlah yang mereka lepas pada bulan ini. Sementara, kepemilikan asing di obligasi pemerintah naik 11% dari Desember menjadi Rp 217,29 triliun pada 20 April.
Sementara, sore ini, data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun naik. Imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 itu turun 0,03% menjadi 7,77%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News