Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketika pandemi virus corona banyak memukul lini bisnis perusahaan, nyatanya hal serupa justru tidak dirasakan industri pialang berjangka. PT Solid Gold Berjangka sebagai salah satu pelaku justru merasakan yang sebaliknya.
Direktur Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengungkapkan saat ini perusahaannya justru mengalami pertumbuhan di tengah pandemi virus corona ini. Pertumbuhan terjadi baik dari sisi volume transaksi ataupun jumlah nasabah baru.
“Sejak awal tahun hingga Juli, setidaknya total volume transaksi Solid Gold Berjangka, khususnya cabang Jakarta mengalami pertumbuhan 30% dibanding periode yang sama sebelumnya menjadi 60.797 lot. Sementara jumlah nasabah baru juga sudah bertambah 247 orang,” ujar Dikki kepada Kontan.co.id, Rabu (26/8).
Baca Juga: Harga emas spot melemah ke US$ 1.918 per ons troi, terseret penguatan dolar AS
Jika diperinci, volume terbanyak datang dari transaksi bilateral yang mencapai 57.571 lot. Sementara sisanya, yakni 3.226 lot merupakan transaksi multilateral.
Dikki mengungkapkan kenaikan harga emas menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut. Pasalnya, selama pandemi tren peningkatan transaksi di produk loco gold meningkat hingga 30% dari tahun sebelumnya.
Selain itu, para nasabah baru juga datang seiring lonjakan harga emas yang sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Dikki menilai hal tersebut sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa ada alternatif investasi logam mulia dalam bentuk kontrak berjangka yang berpeluang lebih menguntungkan.
“Walau dengan adanya penerapan PSBB dan membuat semua kegiatan dilakukan secara daring, kami tidak mengalami kendala karena sedari awal fokus kami memang sudah by online. Ditambah lagi, berkat WFH justru banyak orang yang mencari tahu dan pada akhirnya justru berminat transaksi,” lanjut Dikki.
Dengan pertimbangan pemulihan ekonomi yang belum menyeluruh, ancaman resesi di berbagai negara, hingga indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang masih tertekan, Dikki menilai harga emas masih bisa kembali melambung.
Ia memproyeksikan harga emas dunia berpeluang kembali naik dan menyentuh level US$ 2.100 per ons troi pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam hari ini turun Rp 11.000 per gram, Rabu 26 Agustus 2020
Selain emas, Dikki melihat kontrak bulir indeks Hongkong atau Hang Seng juga menjadi salah satu yang menarik. Secara fundamental dan teknikal, adanya ketegangang di Hongkong membuat Hang Seng punya peluang yang menarik.
“Pada sisa tahun ini, kami akan fokus untuk terus edukasi masyarakat melalui webinar mengenai peluang, transaksi, ruang profit dari perdagangan komoditi. Oleh karena itu kami optimistis bahwa target volume transaksi 100.000 lot dan 600 nasabah baru akan tercapai meski di tengah kondisi saat ini,” pungkas Dikki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News