Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) terus berupaya menggenjot kinerjanya di sisa tahun 2018 ini. Perusahaan berharap pendapatan tahun ini bisa naik 36% dibandingkan tahun lalu.
Direktur Utama SMBR Rahmad Pribadi mengatakan, pendapatan SMBR di Agustus 2018 naik 26% menjadi Rp 200 miliar dibanding periode yang sama di tahun lalu.
"Wilayah pemasaran kita masih di daerah Sumatra bagian Selatan dan belum mencakup wilayah Jakarta. Namun untuk di Palembang hingga semester I, infrastruktur terkait Asian Games sudah memasuki tahap finishing sehingga penggunaan semen sudah mulai berkurang," ujarnya, Jumat (5/10).
Di sisi lain, Rahmad bilang, pihaknya akan terus menggenjot volume ekspor ekspor klinker (bahan baku pembuat semen) ke luar negeri.
"Volume ekspor klinker pada semester II diharapkan tumbuh sebesar 80.000 metrik ton atau naik 167% dari semester I lalu," pungkasnya.
Rahmad juga bilang, tekanan akibat oversupply masih terasa hingga saat ini. Untuk mengatasinya, SMBR menerapkan tiga inisiatif yaitu yang pertama, menerapkan cost leadership initiative dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam rangka mengurangi tekanan harga jual dari pesaing.
Yang kedua, menerapkan market expansion inisiative yaitu strategi dalam rangka meningkatkan pangsa pasar .
Lalu yang ketiga, business process streamlining yaitu perbaikan dari sisi bisnis proses, struktur organisasi dan sistem agar dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan.
Rahmad berharap strategi tersebut mampu mendongkrak kinerja SMBR karena pola demand makin meningkat menjelang akhir tahun dan pola distribusi jadi lebih baik.
Selain itu, Rahmad bilang sepanjang Agustus 2018, SMBR sukses meningkatkan volume penjualan dibanding tahun lalu menjadi 30%. Adapun sepanjang 2017 volume penjualan SMBR naik 8% dibandingkan tahun 2016 menjadi 1,76 juta ton.
Di mana, daerah pangsa pasar (market share) di Sumatra Selatan naik 4% menjadi 54% dari tahun lalu. Lalu di Lampung dan Jambi masing-masing ikut naik 4% menjadi 25% dan 12%.
Sementara di Bengkulu naik 3% menjadi 7% di kala pertumbuhan permintaan sedang negatif 35%. Lalu di Bangka Belitung, SMBR sukses meraih market share sebesar 5% dari para kompetitornya padahal perusahaaan baru masuk ke daerah tersebut pada November 2017.
Lantas, mengenai target pendapatan dan laba bersih SMBR pada akhir tahun ini, Rahmad berharap dapat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibanding semester I 2018.
"Diharapkan pendapatan naik menjadi Rp 2,11 triliun dan laba bersih menjadi Rp 89,63 miliar," tandasnya.
Secara kuartalan, target pendapatan dan laba bersih cukup naik signifikan yakni masing-masing sebesar 167% dan 393%. Namun, jika dihitung secara year on year (yoy) kinerja SMBR sebenarnya masih belum mengalami perbaikan.
Memang dari sisi pendapatan naik 36% dibanding akhir 2017, namun dari sisi laba bersih masih turun 66% dibanding akhir tahun lalu.
Sementara soal proyeksi kinerja tahun depan, Rahmad berharap SMBR mengalami pertumbuhan signifikan mengingat banyak proyek infrastruktur yang akan dikerjakan. "Jelas ada pertumbuhan, tapi sedang dihitung berapa pertumbuhannya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News