kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Skybee kejar pendapatan Rp 11,9 miliar pasca akuisisi dua perusahaan


Jumat, 31 Mei 2019 / 14:44 WIB
Skybee kejar pendapatan Rp 11,9 miliar pasca akuisisi dua perusahaan


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB) sebelumnya bernama PT Skybee Tbk memproyeksikan pendapatannya pada 2019 ini bisa mencapai Rp 11,95 miliar.

Target pendapatan ini meningkat 181% dari realisasi pendapatan 2018 yang sebesar 4,25 miliar.Untuk mencapai target ini, SKYB akan melakukan diversifikasi bidang usaha dengan tetap mempertahankan bidang usaha yang sudah ada.

Berdasarkan pemberitaan Kontan.co.id, Kamis (23/5), Direktur SKYB Sigit Katamso mengatakan, kegiatan utama perusahaan di bidang perdagangan telepon seluler dan produk penunjang operator seluler tidak terlalu menguntungkan.

Oleh karena itu, pada 22 Mei 2019, SKYB mengakuisisi dua perusahaan di bidang operator properti dengan nilai mencapai Rp 1,65 miliar. Mereka adalah manajemen properti perkantoran di Jakarta, PT Griya Boga Selaras dan operator properti perhotelan di Bali, PT Taman Suci Abadi.

Dengan begitu, Northcliff Citranusa memiliki total tiga anak perusahaan yakni, PT Sinergitama Komindo, PT Griya Boga Selaras (GBS), dan PT Taman Suci Abadi (TSA).

Untuk TSA, SKYB merencanakan peningkatan modal dasar menjadi Rp 3,2 miliar dan modal disetor menjadi Rp 800 juta. “Ke depannya akan dilakukan langkah-langkah restrukturisasi untuk meningkatkan pendapatan TSA. Berdasarkan proforma yang dibuat, TSA akan memberikan kontribusi positif kepada perusahaan pada tahun 2020,” kata Sigit dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (29/5).

Saat ini, TSA juga sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan hotel untuk memberikan technical advisor untuk Hotel Taman Suci, termasuk perbaikan sistem manajerial dan pemasaran menggunakan standar yang berlaku. Menurut Sigit, pembahasan kerja sama sudah dilakukan sejak akhir 2018 dan sedang dalam proses finalisasi kesepakatan. Ke depannya, TSA akan memanfaatkan lahan kosong di belakang hotel sebagai tempat parkir dan fasilitas kegiatan outdoor sehingga dapat menambah pendapatan hotel.

Terakhir, TSA bekerja sama dengan GBS dengan membuka kafe di Hotel Taman Suci dan mengadakan pertunjukan live music yang mengundang musisi-musisi ternama. Upaya ini diharapkan memberikan tambahan pendapatan kepada GBS dan TSA yang berasal dari peningkatan occupancy rate, pendapatan F&B hotel, dan F&B kafe. Soft opening kafe tersebut telah berlangsung pada 25 Mei 2019.

Sebelumnya, BEI sempat mempertanyakan kontribusi profitabilitas yang dapat TSA berikan kepada SKYB. Alasannya, berdasarkan laporan keuangan TSA per 30 April 2019, perusahaan ini mengalami defisit ekuitas Rp 567 juta dan masih membukukan rugi bersih Rp 137 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×