kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

SIPD siap right issue pertengahan bulan depan


Selasa, 26 Januari 2016 / 17:45 WIB
SIPD siap right issue pertengahan bulan depan


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Sierad Produce Tbk (SIPD) akan menjual saham baru dengan melakukan mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED). Rencana tersebut akan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) pada pertengahan bulan depan.

Perseroan berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 400 juta saham seri C saham biasa atas nama, dengan nominal Rp 1.000 per lembarnya. Harga tersebut masih tentatif, tergantung pada keperluan dana perseroan dan harga dari right issue.

Diperkirakan SIPD akan mendapatkan dana segar senilai Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar dari pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas I. Dalam RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 15 Februari 2016 mendatang, SPID akan meminta persetujuan pemegang saham atas rencana penambahan modal.

Eko Putro Sandjojo, Direktur Utama SPID membenarkan rencana penambahan modal perseroan. Namun, dirinya enggan membeberkan berapa tambahan modal yang diharapkan dari mekanisme Right issue tersebut. Yang jelas, saat ini SPID masih harus melakukan RUPSLB dan mendapat persetujuan dari OJK.

"Kita rencana memang akan RUPS tanggal 15 Februari 2016, tapi belum bisa disclose dulu soal angka. Nanti saya ditegur oleh BEI dan OJK lagi, terkahir kita disclose yang Rp 1 triliun malah ditegur bursa dan saham kita disuspend," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (26/1).

Ia mengatakan penambahan modal akan dilakukan untuk ekspansi organik. Pasalnya pada tahun lalu semua emiten di sektor pakan ternak merugi akibat banyak persoalan seperti harga, pasokan yang berlebih, dan nilai kurs.

"Penambahan modal ini rencananya untuk pengembangan usaha karena tahun lalu kita rugi banyak. Bukan hanya kita tapi semua rugi banyak karena adanya larangan pemerintah dan pemusnahan induk ayam," lanjutnya.

Tahun lalu, dirinya memperkirakan perusahaan merugi lebih dari Rp 100 miliar. Namun dirinya melihat tahun ini kinerja akan membaik dan dapat menjadi kesempatan bagi SPID untuk melakukan pengembangan organik, salah satunya dengan membangun commercial farm.

"Akibatnya harga jelek masih ada benefitnya, jadi supply kan turun. Tahun ini, bahkan dari November tahun lalu akan membaik karena tadi suplai turun kan kita jadi bisa masuk," Kata Eko.

Tahun ini, SIPD akan melakukan pengembangan organik dengan membangun 21 commercial farm. Dari jumlah tersebut, 1 commercial farm sudah jadi dan 4 lainnya sedang dalam proses pembangunan sehingga masih ada 16 lagi yang akan dibangun. Setidaknya proyek tersebut akan membutuhkan dana senilai lebih dari Rp 400 miliar.

Dirinya memperkirakan harga ayam boiler akan turun pada tahun ini di bawah Rp 20.000 per ekornya. Hal ini karena prediksi meningkatnya jumlah permintaan. Saat ini, harga rata-rata sebesar Rp 22.000 per ekor, jauh lebih tinggi dari perkiraan harga normal yang berada di kisaran Rp 16.500.

"Harga ayam tuh saat ini terlalu mahal Rp 22.000 per ekor, tapi kan kita enggak bisa kontrol itu. Kita cuma pasok saja bukan pengendali pasar, harusnya sih harganya Rp 16.500 atau di bawah Rp 20.000 lah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×