kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinyal resesi turut mengangkat penjualan sukuk ritel seri SR013


Selasa, 22 September 2020 / 19:11 WIB
Sinyal resesi turut mengangkat penjualan sukuk ritel seri SR013
ILUSTRASI. Potensi resesi mendorong penjualan sukuk ritel seri SR013 hingga ke level Rp 28 triliun pada penutupan Rabu (23/9).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan terbaru Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani terkait potensi terjadinya resesi di tahun ini, diyakini bakal mendorong penjualan sukuk ritel seri SR013 hingga ke level Rp 28 triliun pada penutupan Rabu (23/9).

Pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah membuka penawaran Sukuk Negara Ritel dengan seri SR013 sejak 28 Agustus 2020 dan bakal ditutup pada Kamis (23/9). Dengan batas maksimum pembelian Rp 3 miliar, SR013 menawarkan kupon 6,05% per tahun atau sedikit lebih rendah dibandingkan kupon ORI017 yang mencapai 6,4% per tahun.

Adapun target kuota pemesanan SR013 telah dinaikkan menjadi Rp 21 triliun. Padahal, sebelumnya Kemenkeu hanya mematok target awal penjualan Rp 5 triliun. Dengan tenor 3 tahun, SR013 bakal dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi) gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). 

Baca Juga: Banyak dana menganggur, penjualan sukuk ritel SR013 melewati target

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, peluang penjualan SR013 tembus di target pemerintah cukup terbuka lebar. Hal ini dipicu sentimen potensi pemangkasan suku bunga acuan kembali di sisa tahun ini. "Mungkin bisa mencapai Rp 26 triliun hingga Rp 28 triliun jika benar hari ini (22/9) sudah Rp 25 triliun. Artinya, ini bisa jadi rekor baru untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel," kata Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (22/9).

Menurut Wawan, pernyataan teranya dari Menkeu membuat minat masyarakat terhadap SR013 kemungkinan meningkat. Ditambah lagi, masyarakat kemungkinan masih memiliki banyak dana  idle terkait pandemi Covid-19.

Sejak dibuka pada akhir Agustus lalu, Wawan menilai penawaran masuk untuk SR013 sudah oversubscribed cukup tinggi. Ditambah lagi, kupon yang ditawarkan masih cukup menarik dibandingkan deposito yang saat ini berada di kisaran 4%.

Baca Juga: Capai Rp 24 triliun, Kemenkeu akan menyerap seluruh penjualan sukuk ritel SR013

Selain itu, momentum kehadiran SR013 dinilai Wawan cukup tepat saat ini, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran masyarakat akan kondisi Tanah Air hingga global. Apalagi, banyak daerah saat ini mulai kembali menerapkan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid kedua. "Biasanya capaian suku ritel selalu di bawah ORI. Mungkin karena saat ini SR013 terbit di tengah ketidakpastian, ditambah lagi bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Sudah tepat bagi masyarakat untuk investasi di SBN," jelasnya.

Bahkan ke depan, Wawan meyakini penawaran SBN ritel selanjutnya seperti ORI018 yang mungkin terbit di awal 2021, masih akan banyak diminati masyarakat. Pasalnya, masih akan banyak ketidakpastian yang muncul di masa mendatang.

Baca Juga: Banjir peminat, penjualan sukuk ritel SR013 di Bank Mandiri capai Rp 1,35 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×