Reporter: Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Otot euro lunglai. Penguatan EUR terhadap sejumlah mata uang utama dunia terjegal, setelah data ekonomi Eropa dirilis negatif.
Mengutip Bloomberg, Rabu (12/2) pukul 18.00, pasangan EUR/USD hanya naik tipis 0,01% dibanding hari sebelumnya menjadi 1,3639. Sementara, pasangan EUR/AUD tergerus 0,14% ke level 1,5068. Pairing EUR/JPY turun 0,21% menjadi 139,67.
Analis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono menyebut, pasangan EUR/USD cenderung tertekan pasca rilis data produksi industri Eropa per Januari 2014 yang minus 0,7%. Bandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,6%.
Menurut Suluh, ke depan, pergerakan EUR/USD akan ditentukan data penjualan ritel AS. “Selama data belum dirilis, euro masih berpeluang menguat versus USD,” ujar Suluh.
Analis PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono menyatakan, EUR tertekan melawan AUD, lantaran AUD mendapatkan angin segar dari data ekonomi China. Sebagai mitra dagang utama China, aussie ikut menanjak pasca rilis data neraca perdagangan China.
Neraca dagang China surplus US$ 31,86 miliar pada Januari, lebih baik dibanding bulan sebelumnya, yaitu US$ 25,60 miliar. Ekspor China pada Januari juga tumbuh 10,6%, naik dibanding bulan sebelumnya 4,3%. Pelaku pasar menyikapi positif data tersebut. Tumbuhnya permintaan dapat meredam kekhawatiran melambatnya ekonomi China.
“Pergerakan euro selanjutnya akan ditentukan pidato Presiden ECB, Mario Draghi yang diperkirakan akan menyinggung prospek ekonomi zona Eropa,” prediksi Daru.
Sementara, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, pelemahan EUR/JPY disebabkan aksi profit taking. Maklum, EUR/JPY telah menanjak dalam enam hari terakhir.
Di sisi lain, tekanan terhadap EUR lebih disebabkan membaiknya outlook ekonomi China. Makanya, yen lebih unggul ketimbang euro. “Sejak Desember pun, tren EUR cenderung melemah versus yen,” kata Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News