Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA) membatalkan rencana injeksi pinjaman senilai US$ 150 juta ke induk PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), Asia Coal Energy Ventures (ACE). Pinjaman itu tadinya akan diberikan ke ACE sebagai bagian restrukturisasi obligasi BRAU senilai US$ 950 juta.
Ini merupakan buntut dari gugatan salah satu kreditur, Raiffeisen Bank International AG (RBI). RBI mengajukan gugatan ke pengadilan di British Virgin Islands dalam upaya melikuidasi ACE yang mengempit 85% saham di BRAU. Hal ini karena ACE dianggap mengingkari pembelian pinjaman sebesar US$ 120 juta yang diteken pada Mei lalu.
RBI mengklaim telah memenuhi semua kewajibannya dan melepas saham Asia Resource Minerals Plc (ARMS) kepada ACE. RBI pun sudah menyediakan sertifikat transfer utang kepada ACE. Namun, pembayaran tak kunjung dilakukan.
Komisaris Utama BRAU, Gandi Sulistiyanto mengatakan, saat ini BRAU sedang melakukan diskusi dengan para pemegang obligasi. Ia memastikan, proses restrukturisasi obligasi akan tetap berlangsung. BRAU akan mencari cara lain untuk melunasi utangnya.
Gandi mengatakan, saat ini perseroan sudah menunjuk Deloitte Corporate Finance Debt Advisory & Restructuring Services sebagai konsultan restrukturisasi ini. "Nanti akan disesuaikan dengan arus kas BRAU sendiri untuk membayar utang," jelas Gandi kepada KONTAN, Senin (26/10).
Namun, kecukupan kas BRAU juga disangsikan. "Delloit sedang melakukan audit itu," ujarnya.
Meski SMMA tidak jadi mengucurkan suntikan dana senilai US$ 150 juta, Sinarmas Grup yang dikendalikan keluarga Widjaja itu masih memiliki kemungkinan untuk mendukung restrukturisasi obligasi anak usaha BRAU dengan injeksi kas dari anak usahanya di Singapura, Golden Energy and Resources (GEAR).
Kabarnya, audit dari Deloitte bisa selesai pada akhir bulan ini dan proposal restrukturisasi bisa muncul pada akhir November mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News