Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Maret 2025.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa penunjang pertambangan nikel ini optimistis terhadap prospek bisnisnya di tengah meningkatnya permintaan kendaraan listrik.
"Potensi industri nikel menjadi katalisasi positif bagi MINE yang memiliki kompetensi dan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam menyediakan layanan berkualitas tinggi di sektor pertambangan dan pengelolaan nikel," ujar Direktur Utama MINE, Ivo Wangarry, dalam seremoni pencatatan saham di BEI, Senin (10/3).
Baca Juga: Sinar Terang Mandiri (MINE) Resmi Melantai di Bursa, Fokus Garap Dua Proyek di 2025
Ivo menambahkan bahwa dana hasil Initial Public Offering (IPO) akan digunakan untuk memperkuat kapasitas operasional perusahaan.
"Penambahan alat berat baru akan semakin meningkatkan kemampuan MINE dalam penambangan nikel, yang pada akhirnya diharapkan berefek pada pendapatan," ujarnya.
Dalam IPO ini, MINE berhasil meraih dana sekitar Rp 132,33 miliar. Setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 48% atau Rp 63,21 miliar dialokasikan untuk pembelian alat berat baru.
Sebanyak 11% atau Rp 14 miliar digunakan untuk pembelian aset tetap berupa tanah dan bangunan, sementara sisanya dialokasikan untuk modal kerja.
MINE membagi segmen usahanya menjadi tiga, yakni jasa pertambangan, jasa konstruksi, dan jasa lainnya. Jasa pertambangan mencakup perencanaan tambang, operasional, serta logistik dan transportasi.
Baca Juga: Sinar Terang Mandiri (MINE) Resmi Melantai di BEI Hari Ini (10/3), Sahamnya Naik 25%
Pada jasa konstruksi, MINE fokus pada pembangunan infrastruktur, termasuk jalan tambang. Sementara jasa lainnya meliputi produksi paving, pemecah batu, dan penyewaan.
Saat ini, MINE tengah menggarap dua proyek tambang nikel di Halmahera dan Morowali, Sulawesi Tengah. Dengan cadangan nikel Indonesia yang mencapai 20% dari total cadangan dunia, permintaan terhadap nikel diproyeksikan terus meningkat seiring bertambahnya produksi kendaraan listrik.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap ekosistem kendaraan listrik, MINE juga memanfaatkan armada transportasi dan fasilitas logistik untuk mendistribusikan nikel dari lokasi tambang ke pelabuhan atau fasilitas pengolahan lainnya.
Berdasarkan data hingga 31 Agustus 2024, pendapatan MINE tercatat naik 40,8% secara tahunan menjadi Rp 1,36 triliun dari sebelumnya Rp 968,05 miliar pada 2023. MINE optimistis dapat mencapai target pertumbuhan pendapatan sebesar 20% di tahun 2025.
Baca Juga: Resmi Listing di Bursa, Sinar Terang Mandiri (MINE) Catat Oversubscribe 25 Kali
Per Jumat (14/3), harga saham MINE berada di posisi Rp 488 per saham, meningkat signifikan dari harga perdana saat IPO sebesar Rp 216 per saham.
Selanjutnya: Beberapa Meme Coin Ini Naik Signifikan, Mana yang Layak Diperhitungkan?
Menarik Dibaca: Ekspansi Klinik Gigi Damessa Terus Berlanjut dengan Pembukaan Cabang Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News