Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peralihan menuju energi terbarukan mendorong bisnis mobil listrik di Indonesia. Peluang tersebut dimanfaatkan PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) dengan menjadi Agen Pemegang Merek (APM) bagi merek mobil listrik baru asal China, XPENG, di Indonesia.
Adapun penandatanganan perjanjian distributor dijalin antara PT Era Inovasi Otomotif (EIO) yang merupakan entitas anak usaha ERAL dengan Shenzen Xiaopeng Motors Supply Chain Management Co. Ltd. dan Guangzhou Xiaopeng Motors Trading Co. Ltd. (XPeng).
Presiden Direktur PT Sinar Eka Selaras Tbk Djohan Sutanto menjelaskan masuknya ERAL sebagai APM XPENG lantaran perusahaan bergerak di industri yang selalu berkembang. Hal ini sejalan dengan dengan tren yang terus berubah di masyarakat.
Baca Juga: Sinar Eka Selaras (ERAL) Targetkan Momentum Ramadhan Beri Kontribusi Hingga 30%
"Sehingga kami selalu memperhatikan segmentasi market dan produk portfolio sesuai dengan tren yang sedang berkembang," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/2).
Namun, Djohan juga memastikan produk-produk maupun brand yang ditawarkan bukan hanya produk-produk terkini, tetapi juga selalu memperhatikan kualitas dari brand brand global yang ternama. Dengan demikian, ERAL mempunyai target market yang cukup luas.
"Selain itu, ERAL mempunyai beberapa keunggulan seperti layanan omnichannel dan didukung oleh Loyalty program Eraspace yang saat ini telah memiliki lebih dari 12,2 juta anggota aktif," sambungnya.
Sinar Eka Selaras merupakan perusahaan yang bergerak di sektor barang konsumen primer. Perusahaan ini mulai berjalan di tahun 2017 dengan beberapa brand IoT (Internet of Things) seperti DJI, Garmin dan lain sebagainya.
Kemudian pada tahun 2020, ERAL mulai beroperasi dan melakukan ekspansi dengan menambahkan bisnis lainnya.
"Saat ini ERAL telah memiliki lebih dari 30 brand yang ditangani dan gerai yang dimiliki lebih dari 170 gerai," kata Djohan.
Dari latar belakang itu juga, Djohan menerangkan XPENG merupakan perusahaan global yang terkenal dengan kualitas produk dan teknologi yang terdepan.
Di sisi lain, ERAL juga melihat kendaraan listrik ke depannya bukan hanya merupakan alat transportasi, melainkan bagian dari gaya hidup yang didukung dengan konektivitas, design, teknologi yang terdepan dan mobilitas modern.
"Faktor keselamatan juga merupakan fokus dari XPENG, sehingga hal-hal tersebut merupakan pertimbangan ERAL dalam kerjasama dengan XPENG," tegasnya.
ERAL berpandangan pasar mobil listrik masih berada di tahap awal, sehingga penetrasinya masi rendah. Artinya, potensi pasarnya masih sangat besar.
Dengan didukung oleh peraturan pemerintah, infrastruktur EV yang terus berkembang dan terutama minat masyarakat yang semakin besar, pasar mobil listrik dinilai akan terus tumbuh.
Baca Juga: ERAL Hadirkan Ear (open), Open Wearable Stereo Earbuds Pertama dari Nothing
"Tentunya kompetisi di mobil listrik juga akan memberikan penawaran yang menarik bagi konsumen di masa depan," paparnya.
ERAL tidak menyebut besaran investasi yang dibutuhkan untuk keperluan pemasaran dan distribusi mobil listrik XPENG di Indonesia.
Yang terang, emiten ini telah menyiapkan perencanaan bisnis yang mendalam mengenai masuknya EV ke dalam portofolio bisnis ERAL, termasuk rancangan pembukaan jaringan Dealer 1S (sales) dan 3S (sales, services, dan sparepart) untuk melayani pelanggan.
Djohan juga belum memaparkan terkait target kontribusi XPENG terhadap kinerja ERAL. Yang jelas, kontribusi XPENG untuk tahun ini belum signifikan karena bisnisnya baru akan mulai di akhir semester I tahun ini.
Ia juga belum dapat membeberkan terkait proyeksi kinerja untuk 2025. Terlebih dengan kondisi ekonomi yang dinamis saat ini, yang membuat masyarakat semakin selektif dalam berbelanja.
Yang jelas, fokus ERAL masih berada di kategori Active dan Lifestyle.
"Tentunya, ekspansi yang kami lakukan baik di sisi produk maupun brand baru yang akan bawa harus relevan dengan tren yang berkembang di masyarakat," imbuhnya.
Hingga kuartal III 2024, ERAL mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,42 triliun, tumbuh 27,13% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,69 triliun. Segmen aksesoris, IoT dan lain-lain menjadi kontributor utama pendapatan sebesar Rp 2,97 triliun.
Disusul telepon seluler dan tablet sebesar Rp 263,73 miliar, komputer dan peralatan elektronik lainnya sebesar Rp 94,95 miliar, serta fashion apparel sebesar Rp 94,12 miliar.
Laba bersih ERAL sebesar Rp 157,32 miliar atau merosot 4,22% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 164,26 miliar. Penurunan laba bersih seiring kenaikan pos beban penjualan dan distribusi sebesar 46,13% menjadi Rp 160,69 miliar.
Lalu juga pos beban umum dan administrasi yang naik 41,72% menjadi Rp 153,32 miliar. Sementara pendapatan operasi lainnya turun 44,58% menjadi Rp 23,3 miliar.
Sinar Eka Selaras merupakan anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang memutuskan melantai di bursa saham pada Agustus 2023. Dalam aksi korporasi itu, ERAL berhasil meraup dana segar Rp 404,6 miliar melalui penerbitan 1,037 miliar saham baru di bursa. ERAL memasang harga IPO Rp 390 per saham.
Hampir dua tahun sebagai sebagai perusahaan publik, kinerja saham ERAL cenderung tertekan dengan berada di level Rp 250 pada Jumat (28/2). Alhasil, dari harga saham ERAL telah turun 35,89% dari harga IPO.
Adapun saham ERAL dikuasai ERAA dengan kepemilkan 80%. Selanjutnya oleh masyarakat non warkat sebesar 19,990% dan Djohan Sutanto sebesar 0,010%.
Selanjutnya: Ekspor Batubara Wajib Pakai HBA Mulai 1 Maret Namun, Aturan Teknis Belum Terbit
Menarik Dibaca: Skenario Bearish, Waspada Bitcoin Turun Menuju US$ 71.529
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News