Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinarmas Sekuritas (SimInvest) memprediksi perekonomian Indonesia tetap tangguh dan stabil di tengah isu global politik dan ekonomi yang semakin dinamis. SimInvest menaksir pertumbuhan kuartal II-2024 akan cukup kuat.
Prediksi itu disampaikan dalam Webinar Global and Domestic Investment Strategies yang digelar Rabu (22/5). Head of Fixed Income Research Sinarmas Sekuritas Aryo Perbongso menekankan bahwa ketegangan geo-politik yang sudah mereda menyebabkan penurunan harga minyak WTI sebesar 8,2%.
Di sisi lain, cadangan devisa Indonesia turun sebesar US$ 4,2 miliar menjadi US$ 136,2 miliar pada April 2024 karena tingginya pembayaran utang luar negeri dan intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Sementara itu, inflasi melambat menjadi 0,25% secara bulanan (m-m) dan 3% secara tahunan (y-y) di bulan April, dipengaruhi oleh deflasi harga bahan makanan pasca-Ramadhan.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,51% pada Rabu (22/5), Intip Rekomendasi Saham INCO, ERAA dan KLBF
Berkaca dari kuartal I-2024, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,11%, didorong oleh belanja pemerintah dan konsumsi swasta, meskipun ini merupakan pertumbuhan terendah untuk kuartal Ramadhan sejak 2017, kecuali tahun Covid-19. Defisit transaksi berjalan melebar menjadi US$ 2,161 juta, dan neraca pembayaran keseluruhan menunjukkan defisit sebesar US$ 5,97 miliar.
Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy mengungkapkan bahwa SimInvest memperkirakan pertumbuhan PDB mencapai 5,1%-5,2%. Sedangkan pertumbuhan pada kuartal II-2024 masih cukup kuat di level 5,3%, yang ditopang oleh kuatnya belanja pemerintah maupun investasi.
SimInvest memperkirakan trade surplus akan terus berada di atas US$ 3 miliar secara bulanan sepanjang sisa tahun 2024 dan akan mencapai US$ 3.6 miliar secara rata-rata pada kuartal IV-2024. Salah satu penopangnya akan datang dari beroperasinya smelter milik Freeport dan Amman Minerals.
Kedua smelter hilirisasi tembaga itu diperkirakan akan membawa tambahan sekitar US$ 300 juta per bulan pada kuartal IV-2024 nanti. Hal tersebut akan berdampak pada current account dimana SimInvest menaksir akan berbalik dari defisit menjadi kembali surplus sebesar 0.2%-0.3% terhadap PDB di kuartal III-kuartal IV-2024.
"Namun secara tahunan current account akan tetap defisit sebesar -0.2% terhadap PDB dikarenakan defisit cukup besar terjadi di kuartal I-2024 yang mencapai 1.1% terhadap PDB," ungkap Isfhan dalam keterangan tertulis, Jum'at (24/5).
Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja Emiten BUMN yang Bermasalah dan Rekomendasi Analis
Isfhan menambahkan, SimInvest menilai macro backdrop yang tidak terlalu berubah memberi fondasi yang kuat bagi pasar saham untuk mengalami pemulihan pada semester II-2024. SimInvest memproyeksi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada level 7.800 (base case) dengan asumsi 13.7 kali P/E.
Adapun, sebelum libur panjang akhir pekan ini, IHSG menutup perdagangan Rabu (22/5) dengan penguatan 0,51% ke level 7.222,38. Secara year to date, IHSG masih mengakumulasi pelemahan 0,69%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News