kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Strategi Gema Graha Sarana (GEMA) untuk Capai Target Tahun Ini


Senin, 27 Juni 2022 / 07:50 WIB
Simak Strategi Gema Graha Sarana (GEMA) untuk Capai Target Tahun Ini


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten furnitur dan kontraktor interior, PT Gema Graha Sarana Tbk (GEMA) mengungkapkan, kinerja perusahaan hingga Mei 2022 belum sesuai dengan ekspektasi.

Meski begitu, Gema Graha Sarana masih berupaya menggenjot kinerja di sisa tahun ini. Salah satu strategi yang dilakukan adalah lewat pengembangan pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Managing Director VIVERE Group William Simiadi masih enggan buka-bukaan terkait rencana peningkatan kapasitas tersebut.

Namun, mengutip pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, rencana ekspansi perluasan pabrik dilakukan untuk meningkatkan produktivitas hingga pengembangan pasar ekspor ke negara tujuan baru, yakni Amerika Serikat (AS).

William bilang, total penjualan ekspor GEMA berkontribusi lebih dari 5% dari keseluruhan pendapatan perusahaan. Adapun, terkait tujuan ekspornya, selain AS, GEMA juga memasok produknya ke Jerman, Spanyol, Italia, Kanada, Thailand, Korea Selatan, dan lain-lain.

Baca Juga: Perluas Pabrik ke Semarang, Ini Rencana Bisnis Gema Grahasarana (GEMA) di 2022

Sementara itu, ancaman resesi di AS belum berdampak terhadap ekspor GEMA. Hal tersebut juga belum terlihat pada industri furnitur, khususnya untuk pasar kelas atas.

"Bagaimanapun kami terus berupaya mempertahankan kualitas dan ketepatan pengiriman untuk mempertahankan kinerja di pasar ekspor," tuturnya kepada Kontan.co.id, baru-baru ini.

Hingga kuartal I-2022, GEMA mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp 266,85 miliar. Angka ini lebih tinggi dari pendapatan pada kuartal I-2021 yang hanya Rp 254,76 miliar.

 

Dari sisi bottom line, perusahaan ini membukukan total laba neto yang dapat diatribusikan kepda pemilik entitas induk sebesar Rp 1,10 miliar, turun dari sebelumnya Rp 3,28 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×