Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
Adapun Bernardus Wijaya, CEO Sucor Sekuritas menerapkan strategi 3M+1D dalam memberi edukasi tentang investasi saham. Pertama, seseorang harus punya mindset untuk terus belajar, upgrade diri, berjuang, dan fokus pada konsistensi profit jangka panjang.
Kedua, metode. Investor harus melengkapi dirinya dengan pengetahuan makro ekonomi dan analisis fundamental sehingga paham kapan untuk beli dan jual. Ketiga, punya money management. Keempat, disiplin dengan trading plan, investmen plan yang sudah dibuat.
Bernard menganalisis bahwa kebijakan tapering yang akan The Fed akan sedikit mengguncang pasar global.
“Konsekuensinya likuiditas pasar akan turun,mereka akan take profit dari instrumen agresif seperti saham dan kripto lalu beralih ke instrumen yang lebih stabil seperti obligasi dan deposito yang akan naik suku bunganya,” ujar Bernard.
Baca Juga: Harga Emas Antam Anjlok Rp 11.000 Menjadi Rp 946.000 Per Gram Pada Hari Ini (16/2)
Sejumlah saham pun direkomendasikan Bernard dalam menghadapi perubahan pasar ke depannya. Seperti saham perusahaan minyak karena diprediksi ada kenaikan harga akibat potensi perang Rusia-Ukraina. Sehingga saham perusahaan oil seperti Medco layak diperhatikan.
Adapun Junior Sambyanto CEO LakuEmas.com platform jual beli logam mulia dan perhiasan emas memaparkan, investasi emas tidak menjanjikan hasil investasi yang setinggi saham. Namun seorang investor wajib memasukkan emas dalam portofolionya karena memberikan stabilitas dan menjadi sumber dana darurat yang dapat cepat dicairkan.
“Jadi LakuEmas mau ajak generasi kita jangan lupa emas,"" ujarnya.
Sehingga ketika berinvestasi di emas, maka konsepnya seperti menabung. Metode cost averaging pun cocok dipakai dalam investasi emas, selain dalam investasi saham bluechips.
“Emas dikenal sebagai hedging alami terhadap inflasi. Jadi emas jangan dijadikan instrument trading, tapi tabungan,” pesan Junior.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News