kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Simak strategi alokasi investasi pada kuartal IV 2020


Minggu, 04 Oktober 2020 / 17:10 WIB
Simak strategi alokasi investasi pada kuartal IV 2020
ILUSTRASI. Pasar modal.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Memasuki kuartal IV hingga akhir tahun 2020 volatilitas pasar keuangan masih akan tinggi.

Pelaku pasar masih akan mempertimbangkan dampak dari faktor resesi akibat pandemi yang semakin terasa, hasil pemilu Amerika Serikat (AS), perkembangan pengadaan vaksin Covid-19 dan kasus Covid-19 didalam negeri yang masih memuncak.

Lantas, bagaimana strategi investasi jelang akhir tahun ini?

Susanto Chandra, Chief Investment Officer Kisi Asset Management mengatakan investor jangka pendek dapat memanfaatkan investasi di reksadana pasar uang.

Baca Juga: Optimistis tumbuh, Martina Berto dorong penjualan lewat kanal digital

Namun, untuk investor dengan profil risiko tinggi maka mereka bisa memanfaatkan reksadana saham yang dikelola aktif dan fokus pada saham second liner. Sementara, investor dengan profil risiko yang lebih rendah, maka bisa berinvestasi di reksadana indeks yang dikelola secara pasif.

Sedangkan, Susanto melihat pasar obligasi tentunya menarik di tahun ini. Menurut Susanto, jika nilai tukar rupiah cenderung stabil, maka investor bisa menempatkan investasi pada reksadana pendapatan tetap guna memanfaatkan apresiasi harga obligasi.

Namun, apabila investor cenderung bisa bertahan investasi hingga jatuh tempo maka bisa memilih instrumen investasi dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) ritel.

Di satu sisi, Susanto juga melihat di kuartal terakhir tahun ini, harga emas masih berpeluang untuk menguat. "Volatilitas jelang pemilu AS membuat emas yang dijadikan aset safe haven cenderung mengalami apresiasi," kata Susanto, Jumat (2/10).

Baca Juga: Ini alasan harga obat Covifor yang dipasarkan Kalbe turun jadi Rp 1,5 juta per vial

Kesimpulannya, investor agresif bisa menempatkan 20%-40% dana investasi di pasar uang. Sementara, 60%-80% ditempatkan pada aset saham. "Alokasi saham dapat ditingkatkan ketika volatilitas membuat harga saham turun," kata Susanto.

Sementara, untuk investor konservatif dapat berinvestasi 30% pada emas, 30% di reksadana pendapatan tetap atau SBN, 30% pada pasar uang dan 10% pada aset saham. 

Agustina Fitria, Financial Planner OneShildt menambahkan yang terpenting bagi investor saat ini adalah mengkalkulasi kembali kegiatan investasi dan disesuaikan dengan jangka waktu kapan dana investasi tersebut akan dicairkan.

"Pilihan investasi dicocokan dengan tujuan keuangan dan profil risko," kata Agustina.

Bagi investor agresif dengan tujuan investasi tinggal satu tahun lagi atau jangka pendek, maka Agustina menyarankan baiknya memindahkan portofolio investasi ke aset obligasi atau pasar uang.

"Kita tidak tahu pasar saham setahun ke depan akan seperti apa, volatilitasnya tinggi, jadi baiknya dana investasi diamankan dulu ke aset yang lebih minim risiko," kata Agustina.

Sementara, jika investor agresif memiliki tujuan investasi lima hingga 10 tahun ke depan maka mereka tetap bisa berinvestasi di aset saham dan memanfaatkan fluktuatif pasar.\

Baca Juga: Dalam RUU Cipta Kerja, pesangon PHK turun jadi 25 kali upah

"Jika tetap memilih investasi di aset saham, pilih saham defensif dan tetap hati-hati jangan semua alokasi ditaruh pada satu emiten atau di satu sektor saja," kata Agustina.

Namun, kembali lagi bila investor merasa tidak percaya diri di aset saham, maka sebagian alokasi portofolio bisa ditempatkan di obligasi atau SBN ritel sebagai diversifikasi.

Sedangkan, Agustina memandang bagi investor yang tertarik membeli emas saat ini, harus dipertimbangkan bahwa emas cocok dimiliki untuk investasi jangka menengah paling tidak tiga tahun.

"Jangan sampai beli emas saat ini karena ikut-ikutan saja karena harga sedang naik, kalau tujuan investasinya pendek baiknya jangan beli emas," kata Agustina.

Selanjutnya: Warren Buffett ungkap cara berinvestasi investor berkualitas tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×