kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak sentimen yang menggerakan rupiah di pekan ini


Jumat, 05 Februari 2021 / 17:18 WIB
Simak sentimen yang menggerakan rupiah di pekan ini
ILUSTRASI. Rupiah di pekan ini stabil


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah pada perdagangan Jumat (5/2) ini setelah berada di level Rp 14.030 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah tak bergerak jika dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya. 

Namun, pergerakan rupiah di pekan ini cenderung berada di rentang sempit. Sentimen eksternal jadi katalis penggerak. 

Selain rupiah di pasar spot, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,18% ke Rp 14.062 per dolar AS pada hari ini. Dalam sepekan, rupiah Jisdor ini menguat 0,15%. 

"Sentimen eksternal mendominasi tekanan rupiah sepekan ini," kata Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi kepada Kontan.co.id, Jumat (5/2). 

Adapun beberapa sentimen penggerak rupiah sepekan yakni pertimbangan analis dan investor terkait seberapa besar penguatan dolar AS tahun ini, setelah sebelumnya indeks dollar AS sempat turun 7%. 

Baca Juga: Loyo, rupiah ditutup melemah 0,11% ke Rp 14.030 per dolar AS pada hari ini (5/2)

Di samping itu, imbal hasil US Treasury jangka panjang mengalami kenaikan, seiring dengan gencarnya kebijakan paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun yang dikeluarkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden. 

Disusul positifnya data ketenagakerjaan AS yang baru dirilis, membuat pergerakan rupiah di akhir pekan cenderung tertekan.

Sementara itu, Bank Sentral Inggris (BoE) mempertahankan suku bunga acuannya di Februari 2021 pada level 0,10%.

"Tekanan terhadap rupiah kemungkinan akan berlanjut di pekan depan, dengan rentang pergerakan sepekan ke depan di Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS," kata Ibrahim. 

Adapun untuk perdagangan Senin (8/2), Ibrahim memprediksi, mata uang Garuda masih bergerak fluktuatif dan memiliki peluang untuk menguat dalam rentang Rp 14.010 hingga Rp 14.050 per dolar AS.

Selanjutnya: Usai IPO, Widodo Makmur Unggas (WMUU) langsung genjot kapasitas produksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×