kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak review reksadana Bahana Primavera 99


Selasa, 17 November 2015 / 07:05 WIB


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Menjelang akhir tahun, manajer investasi menerapkan strategi memperbesar porsi saham. Misalnya, Bahana TCW Investment Management yang mempertahankan bobot saham hingga 95% pada reksadana kelolaannya, Bahana Primavera 99 (P99).

"Untuk kas kami tetapkan sekitar 5% dari portfolio dan kami belum melihat perlunya menambah bobot," ujar Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Kusumo Wibowo, Jakarta, Senin (16/11).

Menurut Soni, pihaknya membidik saham-saham domestic oriented. Adapun sektor yang menjadi pilihan antara lain sektor perbankan, konsumer dan konstruksi.

"Kami fokus di saham berkapitalisasi besar atau menengah," kata Soni.

P99 merupakan reksadana yang menerapkan kebijakan investasi leluasa memutar 80% hingga 100% di saham dan sisanya maksimal 20% pada pasar uang. Alokasi saham 95% hingga 99% dengan diversifikasi optimal 9 value stock dan 18 growth stock.

""P99 cocok untuk profil nasabah agresif," kata Soni.

Menilik fund factsheet 16 Oktober 2015, reksadana ini mengalokasikan aset sebesar 94% pada saham. Kemudian, sekitar 6% pada likuiditas.

Mayoritas aset dasar produk ini dialokasikan pada sektor keuangan mencapai 33%. Lalu, sektor properti dan real estate sebesar 17%.

Sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi sekitar 16%, industri barang konsumsi 14% serta aneka industri sebesar 7%.

Adapun efek dalam portfolio antara lain saham Bank Rakyat Indonesia sebesar 9%, saham Telekomunikasi Indonesia sebesar 9% dan saham Bank Central Asia sebesar 9%. Kemudian, saham Bank Mandiri sebesar 8% serta saham Astra International sebesar 7%.

Dengan strategi tersebut, reksadana ini berkinerja minus 9,33% dalam satu tahun terakhir per 13 November 2015. Kinerja tersebut mengungguli rata-rata return reksadana saham yang minus 13,68% pada periode yang sama.Demikian juga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang minus 12,02%.

Soni optimistis produk ini bisa membagikan return di atas IHSG akhir tahun ini. "Target IHSG tahun ini sekitar 5.000. Sedangkan tahun depan 5.600," papar Soni.

Investor bisa menyisihkan dana Rp 100.000 untuk minimal investasi. Produk ini akan mengutip biaya pembelian maksimal 2%, biaya penjualan kembali 1% dan biaya manajer investasi maksimal 4% per annum. Serta biaya jasa kustodian maksimal 0,3% per annum.

Produk yang diluncurkan 5 September 2014 ini menggenggam dana kelolaan Rp 23,37 miliar. Sedangkan nilai aktiva bersih per unit diperdagangkan di level Rp 902,47.

Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo memperkirakan produk ini berpeluang mengalahkan IHSG di akhir tahun. Analisis dia, kinerja P99 sepanjang year to date 13 November tercatat minus 14,16% atau lebih unggul dibandingkan IHSG dan indeks reksadana saham di mana masing-masing berkinerja minus 14,43% dan minus 17,52%.

Bahkan kinerja satu bulan terakhir atau month on month (mom) 13 November 2015, produk ini tercatat 3,65% atau menggungguli IHSG dan indeks reksadana saham yang masing-masing minus 0,23% dan 0,58%.

Menurut dia, kinerja produk ini akan dipengaruhi oleh saham-saham bluechip berkapitalisasi besar. "Seperti dari sektor aneka industri, keuangan, dan infrastruktur yang menjadi mayoritas penempatan portofolio," kata Praska.

Selain itu, kinerja P99 juga akan ditopang oleh ekspektasi positif menjelang akhir tahun. Di mana, saham-saham bluechip berkapitalisasi besar bakal menjadi motor penggerak penguatan IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×