Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang masih di atas angin dimanfaatkan oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) untuk menggenjot kinerjanya. Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menilai, kenaikan harga batubara saat ini disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya yakni kelangkaan pasokan dan meningkatnya permintaan.
Ada pula faktor lain yang menjadi pendorong harga batubara, seperti musim dingin yang ekstrem, masalah geopolitik global, harga gas alam yang tidak terjangkau, masalah infrastruktur,hingga ketidakmampuan energi terbarukan untuk menggantikan energi dari batubara termal. Ini semua berkontribusi terhadap krisis energi global yang semakin intens.
Dia mengatakan, pihaknya melakukan strategi yang terbaik untuk memaksimalkan produksi di tengah kenaikan harga emas hitam ini. Akan tetapi, Dileep mengaku curah hujan yang lebat karena efek La Nina sepanjang tahun ini cukup menghambat produksi BUMI.
Operasional kedua anak perusahaan BUMI, yakni Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin Indonesia (AI) dipengaruhi oleh hujan lebat sepanjang kuartal ini. Namun, BUMI berharap cuaca akan membaik, sehingga BUMI dapat mengimbangi tingkat produksi sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) Temukan Tambahan Cadangan Bijih Emas di Poboya
Kemampuan produksi BUMI adalah 90 juta ton per tahun. BUMI biasanya mengekspor 65%-70% dari penjualan dan memprioritaskan penjualan domestik sebelum melakukan ekspor. “Kami telah memenuhi DMO kami di tahun-tahun sebelumnya dan bertujuan untuk memenuhinya tahun ini juga. Kami mengutamakan penjualan domestik terlebih dahulu sebelum ekspor,” terang Dileep kepada Kontan.co.id, Kamis (10/2).
Namun, tantangan terbesar saat ini adalah curah hujan yang sangat deras akibat efek La Nina. Tentu hal ini dapat mengganggu produksi di KPC dan AI.
Harga batubara yang membara juga bakal memudahkan BUMI untuk membayar utang. Dileep berharap dapat melunasi seluruh utang Tranche A tahun ini dan memulai pembayaran Tranche B setelahnya.
BUMI juga terus memacu kinerja anak usahanya. Dileep mengatakan, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sudah mulai memproduksi emas dan terus melakukan eksplorasi di lokasi tambang Poboya.
Baca Juga: Anak Usaha Bumi Resources (BUMI) Bangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Baru-baru ini, anak usaha BRMS yakni PT Citra Palu Minerals (CPM) mengumumkan hasil aktivitas pengeboran di proyek tambang emas di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. Hasilnya, CPM berhasil menemukan tambahan cadangan bijih emas sebesar 4,6 juta ton dengan kadar 1,19 g/t Au dari lokasi penambangan terbuka di River Reef dan Hill Reef yang merupakan bagian dari Blok Poboya (Blok-1).
CPM juga melaporkan informasi terkini mengenai kemajuan pembangunan pabrik pengolahan bijih emas yang kedua dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari. Hampir seluruh perlengkapan utama dari pabrik diharapkan akan tiba di Palu sesuai jadwal, yakni di bulan Februari dan Maret 2022.
Perlengkapan utama dari pabrik tersebut seperti sag mill, ball mill, crusher, cyclone, elution, dan electrowinning dipabrikasi di luar negeri, seperti Australia, Afrika Selatan, dan China. Sementara perlengkapan seperti tangki carbon in leach dan thickener dibuat di Indonesia.
Seluruh perlengkapan ini akan diinstalasi lebih lanjut untuk menjadi pabrik yang siap beroperasi dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Prediksi Harga Batubara Masih Tinggi, Bumi Resources (BUMI) Genjot Produksi
”Kami berharap pabrik kedua ini dapat mulai berproduksi penuh di kuartal ketiga di tahun ini. Ini akan berdampak positif terhadap kinerja produksi emas, penjualan, dan laba bersih di BRMS,” terang Suseno Kramadibrata, Direktur Utama BRMS, Rabu (10/2).
Penambahan cadangan emas di Blok Poboya juga akan menambah usia produktif tambang yang mana akan menambah nilai bagi para pemegang saham BRMS.
Sementara entitas usaha BUMI di bidang kontraktor tambang, yakni PT Darma Henwa (DEWA) sedang mengejar rencana untuk meningkatkan output di wilayah operasinya. “Kami mendorong upaya untuk memungkinkan mereka meningkatkan kinerja,” pungkas Dileep.
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Prediksi Harga Batubara Masih Tinggi Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News