Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
Ia mengambil contoh produsen mobil di India yang melaporkan tidak satupun yang membukukan penjualan pada April 2020. Sehingga, sambungnya, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pasti menekan bisnis otomotif.
Di lain sisi, ASII masih diuntungkan karena diversifikasi usaha yang kuat. Misalnya saja melalui United Tractors yang menjalankan bisnis penambangan emas. "Meski ada potensi penurunan, tapi dapat mempertahankan kinerja ASII," imbuh Wawan.
Menurutnya, bisnis otomotif ASII membutuhkan waktu lumayan lama untuk kembali bangkit setelah pandemi Covid-19 usai, yakni sekitar satu hingga dua tahun.
Baca Juga: Astra International (ASII) telah menyalurkan bantuan corona Rp 131 miliar
Pada tutup perdagangan Jumat (8/5) saham ASII meningkat 2,75% ke level 3740. Dari awal tahun, saham ASII sudah terkoreksi hingga 45,99%.
Wawan menambahkan, penurunan harga saham ini juga merefleksikan kekhawatiran investor terhadap kinerja ASII pada 2020.
Bagi investor jangka pendek, Wawan menyarankan pelaku pasar untuk wait and see lebih dulu. Jika ingin mengoleksi saham ASII, ia merekomendasikan untuk investasi jangka panjang minimal 10 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
