kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,74   -8,61   -0.92%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi soal saham laggard di 2020


Rabu, 07 Oktober 2020 / 20:27 WIB
Simak rekomendasi soal saham laggard di 2020
ILUSTRASI. Investro mengamati papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan tercatat telah melemah 20,56% sejak awal tahun 2020 hingga perdagangan Rabu (7/10) yang ditutup pada level 5.004,33. 

Adapun saham-saham yang menjadi pemberat IHSG sejak awal tahun adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). 

Harga saham BBRI telah turun 29,1% ke level Rp 3.120, TLKM turun 33% ke level Rp 2.660, BMRI turun 27,7% ke level Rp 5.550, HMSP turun 28,1% ke level Rp 1.510 dan BRPT turun ke level 43,3% ke level Rp 885. 

Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan penurunan tersebut karena wabah Covid-19 membuat investor menjadi risk-off dan cenderung mengurangi porsi posisinya di pasar saham, apalagi di emerging market termasuk Indonesia. 

"Dengan sell-off yang terjadi, penurunan IHSG 20,56%, dan untuk mengurangi porsi portofolio pada pasar Indonesia, maka saham-saham dengan market cap besar dan likuiditas tinggi lah yang terkena sell-off nya, karena proxy terdekat pada IHSG," jelas Zamzami, Rabu (7/10). 

Baca Juga: BBRI, TLKM, BBCA, BMRI dan HMSP jadi saham laggard 2020, simak rekomendasinya

Bila dilihat dari awal tahun hingga akhir tahun, lanjut Zamzami, saham-saham tersebut diprediksi akan masih jadi pemberat, karena akan sulit untuk IHSG pada akhir tahun menyamai level pada awal 2020. 

Akan tetapi dalam tiga bulan hingga enam bulan ke belakang dimana IHSG sudah rebound, beberapa saham tersebut turut berkontribusi mendongkrak kinerja IHSG, khususnya saham BBRI dan BMRI.

Zamzami menjelaskan harga saham-saham tersebut akan memiliki peluang naik apabila pencarian kepada aset berisiko meningkat lagi dan adanya pemulihan ekonomi. Dus, saham-saham dengan kapitalisasi besar dan likuiditas tingga akan menjadi proxy untuk IHSG dan akan diburu kembali. 

Zamzami masih menyarankan beli untuk saham BMRI dengan target harga Rp 6.850, BBRI dengan target harga Rp 3.880, TLKM dengan target harga 3.870 dan HMSP dengan target harga Rp 1.750. 

Sementara itu Analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia secara teknikal masih merekomendasikan beli saham TLKM, BMRI dan BBRI. 

Menurutnya TLKM saat ini tengah berjuang keluar dari resitance terdekat Rp 2.670, bila berhasil ditembus maka akan ada peluang kembali menuju Rp 2.750. 

"Sebaliknya, segera sell TLKM jika ditutup di bawah support Rp 2.620," jelasnya. 

Sedangkan pergerakan teknikal saham BMRI memiliki pola double bottom namun kondisinya lebih baik dari BBRI dan BBCA karena sudah melalui tahap break out neckline Rp 5.425 dan saat ini tengah uji support yang terlihat sukses karena ada satu support lain di bawah harga terendah hari ini Rp 5.375 yang turut menopang. 

"Ke depan apabila tidak ada halangan maka target naik BMRI berada di atas harga Rp 6.000 dengan titik  average up di atas resistance Rp 5.700," imbuhnya. 

Untuk saham BBRI disarankan speculative buy di harga RP 3.110. Secara teknikal, pergerakan harga saham BBRI membentuk pola double bottom dengan neckline di angka Rp 3.230 yang menjadi resitance terdekat saat ini. Jika level ini mampu dilalui maka akan membuka peluang BBRI menuju target naik Rp 3.500. "Average up bisa dilakukan selepas Rp 3.300," imbuhnya.

Selanjutnya: Begini prospek saham berkapitalisasi besar yang jadi laggard IHSG di bulan lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×