kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini prospek saham berkapitalisasi besar yang jadi laggard IHSG di bulan lalu


Minggu, 04 Oktober 2020 / 04:30 WIB
Begini prospek saham berkapitalisasi besar yang jadi laggard IHSG di bulan lalu


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang September 2020, saham-saham berkapitalisasi pasar besar menjadi pemberat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, tiga besar saham yang menjadi laggard IHSG pada bulan lalu adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Kemudian, disusul oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Astra International Tbk (ASII), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan, penurunan saham-saham tersebut pada bulan September disebabkan oleh aksi jual investor asing yang cukup signifikan memberikan tekanan pada IHSG. Berdasarkan data RTI per Jumat (2/10), investor asing dalam sebulan ke belakang mencatatkan net sell sebesar Rp 12,4 triliun di seluruh pasar.

Baca Juga: IHSG turun 0,38% sepekan, rata-rata volume transaksi justru naik 10,85%

Menurut Okie, aksi jual tersebut merupakan wujud antisipasi pelaku pasar terhadap realisasi kinerja emiten kuartal III-2020. "Penurunan kinerja saham saat ini telah menyesuaikan risiko apabila kinerja keuangan tidak sesuai harapan. Dengan begitu, PER maupun PBV dari perusahaan tersebut tidak overpriced setelah kinerja keuangan dirilis," tutur Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (2/10).

Meskipun begitu, Okie memperkirakan, masih akan ada sedikit tekanan pada bulan Oktober 2020 sehingga harga saham-saham laggard ini berpotensi turun lagi. "Pelaku pasar dapat memanfaatkan penurunan tersebut untuk mengakumulasi beli apabila terdapat indikasi perubahan arah," kata dia.

Dari sepuluh saham di atas, ada lima saham yang menjadi pilihannya, yaitu BBCA, BBRI, BMRI, TLKM, dan CPIN. Menurut Okie, kelima perusahaan memperlihatkan kinerja bisnis yang cukup dapat bertahan di tengah dampak pandemi Covid-19. Selain itu, saham-saham tersebut dianggap dapat memimpin kenaikan saat perekonomian pulih.

Okie merekomendasikan akumulasi beli BBCA dengan target harga 12 bulan ke depan di level Rp 31.250 per saham, BBRI Rp 3.320, BMRI Rp 5.800, TLKM Rp 3.200, dan CPIN Rp 6.000 per saham. Ia menjelaskan, target tersebut tergolong konservatif dan sudah memperhitungkan perlambatan pada kuartal II-2020 dan kuartal III-2020.

Baca Juga: IHSG melemah 0,39% sepekan ini, berikut prediksinya untuk pekan depan

Sementara itu, secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat adanya dua skenario pergerakan IHSG pada Oktober 2020. Menurut Herditya, selama pergerakan IHSG tertahan di atas 4.820-4.900, IHSG punya peluang untuk menguji area 5.000. "Sebaliknya, bila terkoreksi di bawah itu, maka IHSG dapat mengarah ke 4.600-4.700," ucap dia.

Meskipun begitu, dia melihat saham GGRM, HMSP, dan sektor perbankan mulai berada pada fase uptrend dengan catatan, pergerakan harga saham ke depannya tidak kembali terkoreksi agresif dan membuat level support baru. Oleh sebab itu, Herditya menyarankan investor untuk mulai akumulasi beli saham-saham sektor barang konsumsi lalu perbankan, tetapi jangan terlalu agresif.

Selanjutnya: Saham-saham yang banyak diobral asing saat IHSG kembali jatuh, Jumat (2/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×